Mohon tunggu...
Achir Wijiatmoko
Achir Wijiatmoko Mohon Tunggu... -

penulis artikel, pemberdaya diri WA, telegram (0857 2559 3387)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tuhan Di Dalam Dirimu Sendiri

12 Februari 2016   14:57 Diperbarui: 12 Februari 2016   15:09 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saatnya kita berperan sebagai pemimpin diri kita sendiri (kita menjadi Tuhan bagi diri kita sendiri). Mungkin judul tersebut di atas serasa tidak wajar dan sedikit menyimpang dari sebuah keyakinan selama ini sudah tertanan di benak temen temen semua.

TAPI sejenak sadari berapa sering kita meneuruti ego kita selama ini, menuruti keinginan serta kemauan kita sendiri. Maka di sini lah peran kita ,kita harus berperan sebagai pemimpin diri kita sendiri ( kita menjadi Tuhan bagi diri kita sendiri). Seberapa sering kita mengkonsumsi sebuah motivasi serta cerita inspirasi dari orang orang di sana, untuk memupuk subur ego kita semakin subur merajai diri kita. Ya…. Benar saja kita memang butuh ego untuk berproses, untuk maju dan berpacu dalam beberapa bidang. Ego juga memberikanmu sebuah keberhasilan dalam selama proses mencapainya. Namun ego pula juga yang mencpitakan kegelisahan dalam hati dan fikiran mu,, Saatnya kita berperan sebagai pemimpin diri kita sendiri (kita menjadi Tuhan bagi diri kita sendiri).

"Hi Ego yg menciptakan kegelisahanku, terimakasih atas semua hal yang telah kamu lakukan selama ini, saya sering menikmati peranmu dan menggunakanmu untuk keinginan dan kepentinganku.
Dan saat ini Kesadaran telah menuntunku untuk menjelajah lebih dalam lagi dimana aku harus meninggalkanmu disini.
Relakan dirimu untuk melepaskanku seperti aku membiarkanmu pergi.
Sekali lagi Terimakasih dan Salam Bahagia.

Kenapa saya mengatakan saatnya kita berperan sebagai Tuhan bagi diri kita sendiri ?, ya..karena Tuhan tidak akan pernah selalu mengabulkan segala apa yang di minta umatnya,. Tapi Tuhan tau apa yang menjadi kebutuhan umatnya. Yang kedua adalah Tuhan selalu mempertimbangkan apa yang sudah menjadi ketetapaNya atas semua umat manusia yang menjadi ciptaanya.

Para Rosul, Nabi, Dewa, dan beberapa tokoh kemuka agama dari isalam,Kristen,buda, hindu, katoloik, serta penganut kepercayaan lainya. Adalah orang orang yang memiiki sifat sifat baik (sifat sitfat yang di miliki Tuhan). Maka sudah lah benar adanya ini saatnya kita berperan sebagai Tuhan atas diri kita sendiri. Dengan di mulai kita berperan sebagai Tuhan bagi diri kita sendiri atas ego kita,maka kita akan memiliki sifat sifat baik dari Tuhan atau istilah lainya adalah kita mendapat wahyu dari Tuhan maha pemilik segalanya.

Itu sebabnya kenapa orang orang zaman dahulu mengajarkan agar kita berpuasa,,tirakat malam,berjalan dangan tidak mengunakan alas kaki dll. Itu adalah sebuah cara agar kita bisa menjadi pemimpin atas diri kita, lebih tepatnya adalah kita sebagai pemimpi bagi ego kita sendiri. Jangan biarkan ego mu menjadi Tuhan baru yang tidak kamu sadari, selama ini dalam sepanjang usia mu atau sepanjang umur mu di dunia ini.

Namun jangan juga terjebak dalam sebuah ego menuhankan diri kita atas orang lain. Cukup kita menuhankan diri kita atas ego kita sendiri. Seperti apa yang sudah di tuliskan Khalil Gibrant, “barang siapa yang sudah mencapai inti kehidupan, maka dia akan menemukan Tuhan di orang orang baik, dan juga bisa menemukan Tuhan di orang orang yang bersifat jahat”

Sudah saatnya kita, bersifat seperti Tuhan yang menciptakan nenek moyang kita Nabi Adam, dan Siti Hawa,, lalu turun temurun menjadi aku,kamu ,mereka dan dia serta kalian.sebab saat kita sudah bisa menjadi Tuhan atas diri kita sendiri, atas ego kita sendiri. Mak kita akan memiliki sifat sifat dari Tuhan, nilai itu bukan kita sendiri yang melihatnya, tapi orang orang di sekitarmu lah yang akan merasakan sifat mu itu atas kenyamanan yang di peroleh dari mu.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun