Bulan Ramadan selalu membawa atmosfer yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Bukan hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga bagaimana menyesuaikan ritme aktivitas agar tetap produktif dan bugar. Salah satu tantangan terbesar bagi saya sebagai seseorang yang terbiasa berolahraga adalah tetap aktif tanpa mengganggu ketahanan tubuh selama berpuasa. Jika di bulan-bulan lain saya rutin berenang dan berlari, maka di bulan Ramadan saya memilih mengurangi aktivitas kardio dan beralih ke olahraga ringan, yaitu angkat beban (barbel).
Adaptasi Olahraga di Bulan Ramadan
Sebelum Ramadan, rutinitas olahraga saya terdiri dari berenang dan berlari beberapa kali dalam seminggu. Aktivitas ini memang menyenangkan, tetapi di bulan Ramadan, saya memilih untuk menghindarinya sementara waktu. Bukan tanpa alasan, olahraga kardio seperti berlari dan berenang bisa sangat menguras energi dan meningkatkan risiko dehidrasi. Apalagi, berenang memiliki tantangan tersendiri karena bisa menjadi makruh dalam Islam dan berisiko membatalkan puasa jika tidak sengaja menelan air. Oleh karena itu, saya perlu mencari alternatif yang tetap bisa menjaga kebugaran, tetapi lebih bersahabat dengan kondisi tubuh saat berpuasa.
Solusinya?Â
Angkat beban. Olahraga ini tetap memberikan manfaat besar, seperti mempertahankan massa otot dan menjaga metabolisme tetap aktif, tetapi dengan risiko kehilangan cairan yang lebih rendah dibandingkan olahraga kardio.
Mengapa Memilih Angkat Beban?
Angkat beban adalah pilihan olahraga yang ideal saat berpuasa karena memiliki intensitas yang bisa disesuaikan. Jika dilakukan dengan porsi yang tepat, olahraga ini tidak akan terlalu menguras tenaga, tetapi tetap efektif untuk menjaga kebugaran. Beberapa alasan mengapa saya memilih angkat beban selama Ramadan antara lain:
Minim Risiko Dehidrasi -- Tidak seperti kardio yang membuat tubuh berkeringat berlebihan, angkat beban lebih fokus pada kontraksi otot dengan intensitas yang bisa dikontrol.