Mohon tunggu...
Ach Syifa Qolby
Ach Syifa Qolby Mohon Tunggu... Mahasiswa - Umur 20 tahun dan masih kuliah

Hanya ingin bermanfaat melalui tulisan kepada khalayak umum.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Toleransi Internasional, Inilah Mengapa Gus Dur Disebut Bapak Toleransi Indonesia!

16 November 2022   15:01 Diperbarui: 16 November 2022   15:15 2601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Gus Dur. (Foto: wallpaperacces.com)

Siapa yang tidak tahu dengan KH. Abdurrahman Wahid ?. Banyak orang mengenalnya dengan sapaan Gus Dur. Presiden ke-4 Negara Indonesia ini sering disebut-sebut sebagai Bapak Toleransi atau Pluralisme Indonesia. Mengapa demikian ?.

Gus Dur memang tak lama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Dia menduduki kursi ke-presidenan mulai tanggal 20 April 1999 hingga 24 Juli 2001, hanya 2 tahun dia menjabat. Namun dengan kurun waktu yang singkat tersebut Gus Dur dapat memberikan jasa yang besar untuk bangsa. Sampai-sampai pada masa pemerintahannya dia dikenal dengan Bapak Toleransi/Pluralisme.

Sebutan ini diberikan padanya karena  sikap Gus Dur dalam menghadapi perbedaan dan keberagaman. Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Tsaquf dalam salah satu wawancara di salah satu stasiun tv nasional mengatakan, "Idealisme Gus Dur itu adalah Kemanusiaan yang Inklusif. Bahwa semua yang beliau lakukan adalah untuk kemaslahatan semua orang tanpa terkecuali, bukan untuk diri sendiri, bukan untuk kelompok sendiri, tapi untuk seluruh umat manusia".

Pada era pemerintahannya dia mereformasi banyak aspek kehidupan. Dalam kacamata toleransi dan pelayanan kemanusiaan, jasa Presiden Gus Dur untuk bangsa sudah banyak sekali diungkap oleh sejarah. Sebagaimana yang telah dia lakukan terhadap umat Konghuchu di Indonesia terkait dengan keberadaan agamanya.

Hal ini dapat dilihat ketika Presiden Gus Dur dengan berani menghapus diskriminasi pada warga Tionghoa. Presiden Gus Dur memutuskan untuk mencabut Intruksi Presiden No. 14 Tahun 1967 tentang Pembatasan Kegiatan Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina dengan mengeluarkan Keputusan Presiden RI No. 6 Tahun 2000 pada tanggal 17 Januari Tahun 2000.

Keputusan presiden Ke-4 Indonesia ini pun disambut gembira oleh warga Tionghoa/umat Konghuchu di Indonesia. Dengan keputusan tersebut, mereka tidak lagi merasa takut dan khawatir ketika menjalankan ibadah dan adat istiadat agamanya.

Puncak kegembiraan ini ditunjukkan dengan pertama kalinya diadakan Perayaan Tahun Baru Imlek Tingkat Nasional oleh umat Konghuchu pada tanggal 17 Februari 2000. Perayaan tersebut dihadiri oleh Presdien Indonesia saat itu, Gus Dur. Seminggu kemudian Majelis Tinggi Agama Konghuchu Indonesia (MATAKIN) menggelar Perayaan Cap Go Meh Nasional, dan lagi-lagi Bapak Pluralisme Indonesia Gus Dur hadir dalam acara tersebut.

Tokoh yang terkenal dengan slogan "gitu aja kok repot" ini selalu mengedepankan toleransi sebagai teladan yang tak lekang oleh zaman. Masih banyak sekali kisah-kisah tentang dirinya (baik saat menjadi presiden ataupun tidak) yang menceritakan bagaimana sikap Gus Dur dalam menjunjung tinggi toleransi untuk menciptakan kedamaian dan keharmonisan Bangsa Indonesia.

"Semakin tinggi ilmu seseorang,  semakin besar rasa toleransinya", pesan dari Bapak Toleransi Indonesia, Gus Dur.

Oleh : Ach. Syifa' Qolby

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun