Mohon tunggu...
Acep Yonny
Acep Yonny Mohon Tunggu... PENDONGENG, PENULIS FREE LANCE, GURU BAHASA INDONESIA -

pendiri sanggar keluwih, media belajar menulis, edukasi, dan pengembangan diri

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mendongenglah untuk Peri Kecilmu

29 Januari 2016   01:35 Diperbarui: 29 Januari 2016   01:53 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika kita menyediakan sedikit waktu untuk mendongeng maka pada saat itu pula langit bergetar. Pintu langit terbuka memberi kesempatan para wartawan langit turun ke bumi. Mereka telah menyiapkan buku catatan dan pena emasnya. Baru sebatas niatan pun, malaikat itu sudah mencatat amal kita meski masih  sebatas lintasan ide.

Sedikit hiperbolis memang, tetapi mendongeng bukanlah hal yang mudah meskipun dapat dilakukan oleh siapa pun. Mendongeng bukan semata-mata menyampaikan cerita yang antahberantah. Bukan sekadar menyampaikan cerita dengan beragam teknik yang memukau. Pun, bukan hanya agar anak dapat terhibur dan cepat pulas tidur.

Mendongeng bukanlah tujuan, melainkan media untuk melekatkan hati kita pada anak. Oleh karena itu, mendongeng selayaknya dapat dilakukan oleh siapa pun dengan cara apa pun. Tak harus menantikan seorang pendongeng untuk mengunjungi rumah kita. Justru orang tualah yang sebaiknya mendongengi peri kecilnya agar semakin terjalin hubungan yang akrab antarkeduanya.

Senjata yang ampuh untuk mendongeng bukanlah teknik vocal yang baik, penampilan yang nyentrik, alat peraga yang lucu, atau bahan cerita yang menarik. Namun, lebih dari sekadar itu adalah ungkapan ketulusan yang kita berikan pada peri kecil kita. Kita benar-benar harus meluangkan waktu untuk mereka. Kita tak perlu sungkan untuk memasuki dunia imajinasi, dunia yang kita anggap penuh khayalan, dan sebagian orang menganggap tak bermakna sama sekali.

Sekali lagi memang bukan hal yang mudah. Terlebih lagi, di saat tenaga terkuras habis karena seharian bekerja, atau diburu deadline  pekerjaan sehingga tak mudah membagi waktu untuk mereka.  Namun, marilah kita lihat buah hati kita. Sesungguhnya peri kecil telah lama menantikan sapaan kita. Mereka merindukan belaian tangan kita, tatapan mata yang menembus relung hati, detak jantung yang menggetarkan jiwa, serta  cerita-cerita yang menggugah rasa dan mengantarkan pada mimpi-mimpi yang indah.  Oleh karena itu, cukup logis bila para wartawan langit itu siap mengabadikan amalan baik kita karena mereka pun menyayangi si peri kecil

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun