Mohon tunggu...
Abyandra Zya
Abyandra Zya Mohon Tunggu... -

scientist, tapi juga menekuni segala hal tentang sepakbola modern. twitter: @abytabligh

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Lebih Dekat Virus yang Menyerang Julia Perez

5 November 2017   13:20 Diperbarui: 6 November 2017   08:13 1817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kabar duka dari dunia hiburan melanda Indonesia di periode pertengahan tahun ini. Artis Julia Perez harus meninggalkan orang-orang terkasih untuk selamanya setelah berjuang melawan kanker serviks yang dideritanya sejak tahun 2014. Tidak banyak yang mengetahui bahwa penyakit kanker serviks, seperti yang diderita oleh almarhumah Julia Perez, adalah penyakit yang ditimbulkan oleh virus.

Kanker leher Rahim, atau biasa lebih dikenal dengan istilah kanker serviks, merupakan penyakit kanker yang disebabkan oleh virus yang bernama Human Papillomavirus (HPV), yang menyebabkan pertumbuhan sel pada leher rahim menjadi tidak normal. Mungkin sebuah fakta yang juga tidak banyak diketahui oleh masyarakat adalah bahwa virus yang menyebabkan kanker serviks merupakan virus yang sama dengan virus yang menyebabkan kutil. Iya kutil, bila anda merasa asing dengan istilah kanker serviks atau Human Papillomavirus, tetapi anda pasti sudah tidak asing dengan penyakit kutil.

HPV memiliki berbagai macam jenis. Beberapa jenis hanya akan menyebabkan kutil, namun beberapa jenis yang lain dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius, yaitu kanker, khususnya kanker serviks pada wanita. Menurut Dr. rer-nat Filiana Santoso selaku ahli yang pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Teknik Biomedika Swiss German University (SGU), dan kini menjabat sebagai Rektor di kampus tersebut, jenis HPV yang paling umum menyebabkan kanker serviks di Indonesia adalah HPV tipe 18, 16, dan 52. 

Masih menurut Filiana pada acara pameran inovasi di kampus SGU pada September lalu, orang yang terinfeksi HPV tidak akan mengalami atau memperlihatkan indikasi apapun, tidak seperti terinfeksi virus lainnya, sehingga sulit untuk mengidentifikasi apakah seseorang sudah terinfeksi HPV. Seseorang yang terinfeksi HPV biasanya baru bisa teridentifikasi saat terkadang semuanya sudah terlambat, karena biasanya infeksi HPV baru terindentifikasi saat virus tersebut sudah menyebabkan kanker pada leher rahim.

Menurut Dr. rer-nat Maruli Pandjaitan, seorang ahli teknik biomedika dari Jurusan Teknik Biomedika Swiss German University (SGU) yang ditemui di acara yang sama, penyebaran HPV dapat dicegah dengan melakukan vaksin. Vaksin HPV secara efektif dan aman dapat mencegah seseorang untuk terinfeksi HPV. Terdapat beberapa jenis vaksin HPV, disesuaikan dengan tipe HPV yang ingin dicegah. Maruli juga menyampaikan bahwa para wanita dewasa yang sudah menikah sebaiknya melakukan pemeriksaan Pap Smear untuk mengetahui kesehatan leher rahim. Pap Smear akan mengidentifikasi apakah ada sel pada leher rahim yang tumbuh tidak normal. Sel pada leher rahim yang tumbuh tidak normal mengindikasikan bahwa seorang perempuan tersebut sudah terinfeksi HPV, dan terserang kanker serviks. 

Selain Pap Smear, para wanita dewasa yang sudah menikah juga bisa melakukan pengujian Inspeksi Visual Asam asetat (IVA). Pengujian ini dapat mendeteksi secara visual bila ada kelainan pada leher rahim. Pengujian IVA memungkinkan kanker serviks dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga tindakan-tindakan bisa dilakukan untuk mencegah sel tidak normal untuk berkembang menjadi kanker. Penyebaran HPV yang menyebabkan kanker serviks biasanya terjadi melalui aktivitas hubungan seksual. Potensi HPV menyebabkan kanker serviks pada seseorang berbeda-beda tergantung dengan daya tahan tubuh yang dimiliki orang tersebut.

HPV tidak hanya dapat menyebabkan kanker pada wanita, para pria juga dapat terinfeksi HPV, dan infeksi tersebut juga bisa menyebabkan kanker pada pria. Hal tersebut dikarenakan HPV tidak hanya dapat menyebabkan kanker leher rahim, namun juga dapat menyebabkan kanker lainnya seperti kanker penis, anus, vagina, vulva, atau bahkan kanker pada bagian mulut. Perilaku setia pada pasangan, dan tidak menerapkan budaya untuk berganti-ganti pasangan dapat menurunkan potensi terinfeksi HPV.

Masih menurut Maruli, Departemen Teknik Biomedika SGU yang merupakan jurusan teknik biomedika pertama di Indonesia pada level strata satu, sudah sejak lama melihat permasalahan kanker serviks ini sebagai msesuatu yang serius, sehingga mereka mulai melakukan berbagai penelitian terkait dengan kanker serviks sejak tahun 2009. 

Dunia kesehatan dirasa memerlukan inovasi-inovasi dari bidang teknik biomedika untuk bisa mengatasi masalah kanker serviks. Pada acara pameran inovasi di SGU, Maruli menjelaskan tentang beberapa inovasi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan mahasiswa Teknik Biomedika SGU, yang dapat membantu mengatasi masalah kanker serviks.

Pengamatan sel tidak normal pada leher rahim seseorang untuk mengidentifikasi infeksi HPV biasanya dilakukan oleh ahli dengan metode mikroskopik secara manual dan konvensional. Mahasiswa teknik biomedika SGU membuat inovasi dengan menciptakan algoritma yang dapat menganalisis objek pengamatan mikroskop dan menentukan apakah terdapat sel yang tumbuh tidak normal akibat HPV secara otomatis. Mahasiswa lainnya juga berinovasi dengan menciptakan alat pewarnaan sel preparasi secara otomatis, sehingga proses identifikasi HPV menjadi lebih cepat. 

Di waktu yang berbeda, mahasiswa lain berinovasi dengan menciptakan perangkat yang dapat dikenakan pada mikroskop sehingga lensa mikroskop dapat secara otomatis mengarah pada area pengamatan sampel sel yang dibutuhkan untuk identifikasi infeksi HPV. Maruli juga menyampaikan bahwa juga telah dikembangkan inovasi untuk deteksi dini infeksi HPV pada seseorang melalui metoda analisis sekuens nukleotida, sehingga HPV beserta tipe-nya dapat dideteksi keberadaannya sejak dini saat menginfeksi tubuh seseorang, bahkan sebelum virus tersebut menyebabkan pertumbuhan sel menjadi tidak normal dan menyebabkan kanker..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun