JAKARTA, KOMPASIANER. Mantan Wakapolri Komjen. Pol (Purn) Oegeroseno yang sudah empat tahun menjabat sebagai Ketua Umum PP PTMSI ( Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia), menginginkan agar ada atlet tenis meja Indonesia termahal di dunia dan hidup sejahtera.
Kepiawaiannya dalam mengelola organisasi, meski selama 4 tahun tidak mendapat anggaran dari pemerintah, dirinya tetap berusaha agar tenis meja Indonesia menjadi terdepan layaknya sepakbola.
Lihat saja, kesuksesan dalam pergelaran Jakarta Open Table Tennis Championship 2017 di Jakarta pada akhir November 2017 dengan total hadiah 167 juta, menjadi catatan bersejarah pria kelahiran Pati 19 Pebruari 1956, untuk melangkah lebih maju saat mempersiapkan atlet tenis meja Asia Games 2018 di Jakarta.
Selama 35 tahun mengabdi di kepolisian baginya, itu adalah sudah cukup berkarir. Yang jelas disisa umurnya dia manfaatkan untuk beramal, mengabdi dengan memajukan tenis meja di tanah air.
Beberapa kendala dihadapi terutama dualisme kepengurusan, tidak membuatnya gentar. Ditambah lagi keberadaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang membuatnya jengkel, bahkan menjadi biang keladi dari persoalan olahraga.
"KONI sebaiknya perlu ditinjau kembali atau Fit and proper test, "tegas Oegroseno di Jakarta baru-baru ini.
Untuk lebih jelas berikut petikan wawancara yang dilakukan Kompasianer (Komps) Abuzakir Ahmad dengan Oegroseno (OG) ;
KP ; Tanggapan anda tentang turnamen tenis meja, Jakarta Open Table Tennis Championship 2017 ?
OG : Turnamen ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat yang cinta olahraga, terutama tenis meja. Ini juga untuk kepentingan atlet-atlet. 0lahraga tenis meja kan bagus. Mereka, para atlet-atlet itu sebenarnya rindu event-event seperti ini, setiap ada kegiatan mereka bisa bertemu. Setidak-tidaknya dalam pengembangan karir itu ada kegiatan yang bisa menampung merekalah.
KP : Selama menjadi Ketua Umum, lalu bagaimana perkembangan tenis meja sekarang ?
OG : Sejak Oktober 2013, berarti 4 tahun yang lalu saya menjabat ketua umum. Saya melihat tenis meja pada Sea Games 2013 di Myanmar kita tanpa medali. Kemudian pada Sea Games tahun 2015 Indonesia dapat 1 medali. Namun pada 2017 di Kuala Lumpur Indonesia mencatat dapat 4 medali perunggu. Jadi ada peningkatan dong.