Mohon tunggu...
Abuzakir Ahmad Zacky
Abuzakir Ahmad Zacky Mohon Tunggu... Wartawan -

Memburu berita, mengabadikan setiap moment, bertemu banyak orang, menyaksikan berbagai tragedi, dan mencatatkan berbagai kenangan. Begitulah caraku menikmati hidup ini. Wartawan adalah panggilan jiwaku, kupersembahkan jiwa raga ini demi runtuhnya kedhaliman penguasa. Wartawan memanggilku dengan ketulusanku dalam secuil harapan. Fotographer dan sekaligus Reporter menjadi makananku sehari-hari. Hingga meraih prestasi menjadi penulis terbaik pada lomba menulis pocari sweet ‘Teater 24 jam’ oleh MURI (2005) bersama Metro TV, Prambor Radio, (elektronik) Sinar Harapan, Metro Pos dan Majalah Sunter (cetak). Bidikan kamera yang setiap saat menembus batas pun menjadi saksi meraih juara 1 lomba Foto Destinasi wisata posisir Jakarta Utara (Ultah DKI 2013). Salam Kompasianer! 2013 berkah menyertai semuanya, Amin....

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Ada Apa dengan Oegroseno, Tidak Menghargai Seniornya di Kepolisian?

23 Desember 2017   12:34 Diperbarui: 23 Desember 2017   12:55 3578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PP PTMSI, Komjen. Pol (Purn) Drs. Oegroseno, SH. (Foto/Komps/ Abuzakir Ahmad.

JAKARTA, KOMPASIANER. Mantan Wakapolri Komjen. Pol (Purn) Oegeroseno yang sudah empat tahun menjabat sebagai Ketua Umum PP PTMSI ( Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia), menginginkan agar ada atlet tenis meja Indonesia termahal di dunia dan hidup sejahtera.

Kepiawaiannya dalam mengelola organisasi, meski selama 4 tahun tidak mendapat anggaran dari pemerintah, dirinya tetap berusaha agar tenis meja Indonesia menjadi terdepan layaknya sepakbola.

Lihat saja, kesuksesan dalam pergelaran Jakarta Open Table Tennis Championship 2017 di Jakarta pada akhir November 2017 dengan total hadiah 167 juta, menjadi catatan bersejarah pria kelahiran Pati 19 Pebruari 1956, untuk melangkah lebih maju saat mempersiapkan atlet tenis meja Asia Games 2018 di Jakarta.

Selama 35 tahun mengabdi di kepolisian baginya, itu adalah sudah cukup berkarir. Yang jelas disisa umurnya dia manfaatkan untuk beramal, mengabdi dengan memajukan tenis meja di tanah air.

Beberapa kendala dihadapi terutama dualisme kepengurusan, tidak membuatnya gentar. Ditambah lagi keberadaan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang membuatnya jengkel, bahkan menjadi biang keladi dari persoalan olahraga.

"KONI sebaiknya perlu ditinjau kembali atau Fit and proper test, "tegas Oegroseno di Jakarta baru-baru ini.

Untuk lebih jelas berikut petikan wawancara yang dilakukan Kompasianer (Komps) Abuzakir Ahmad dengan Oegroseno (OG) ;

KP ; Tanggapan anda tentang turnamen tenis meja, Jakarta Open Table Tennis Championship 2017 ?

OG : Turnamen ini merupakan bentuk kepedulian masyarakat yang cinta olahraga, terutama tenis meja. Ini juga untuk kepentingan atlet-atlet. 0lahraga tenis meja kan bagus. Mereka, para atlet-atlet itu sebenarnya rindu event-event seperti ini, setiap ada kegiatan mereka bisa bertemu. Setidak-tidaknya dalam pengembangan karir itu ada kegiatan yang bisa menampung merekalah.

KP : Selama menjadi Ketua Umum, lalu bagaimana perkembangan tenis meja sekarang ?

OG : Sejak Oktober 2013, berarti 4 tahun yang lalu saya menjabat ketua umum. Saya melihat tenis meja pada Sea Games 2013 di Myanmar kita tanpa medali. Kemudian pada Sea Games tahun 2015 Indonesia dapat 1 medali. Namun pada 2017 di Kuala Lumpur Indonesia mencatat dapat 4 medali perunggu. Jadi ada peningkatan dong.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun