Mohon tunggu...
Abu Tajir
Abu Tajir Mohon Tunggu... Freelancer - Bakul buku

Bakul buku yang hobi duit, nulis dan mengolah manusia

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Aksi Intel ABRI di Luar Negeri untuk Menguasai Timor Timur

26 April 2021   19:30 Diperbarui: 26 April 2021   19:47 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

- BAIS (Badan Intelijen Strategis, intelnya ABRI dulu) bikin proyekan bareng Departemen Luar Negeri untuk ngolah opini masyarakat dan elit Portugal supaya mendukung RI atau paling gak diem aja saat RI mencaplok Timor Timur.

- Proyekan itu basisnya di Atase Pertahanan RI di Belanda, yang waktu itu AtHan nya adalah Kolonel Marinir Rusdi (beliau jadi eksekutor proyek ini juga).

- Beberapa tokoh penting di Portugal ini diolah oleh intel RI: Galvao de Mello (jenderal AU Portugal dan ketua DPR Portugal), Manuel Macedo (pengusaha dan politisi), Abilio Araujo (politisi), Nuno Rocha (jurnalis kelas dunia dan tokoh kebebasan pers Portugal)... Dan kemudian mereka juga mengolah opini publik masyarakat Portugal.

- Olahan lain yang dikerjakan sama intel RI lobi-lobi dengan beberapa staf kongres AS lewat perantara perusahaan "XYZ" yang basisnya di Jakarta. Perusahaan itu dibawah pengawasan kelompok elit yang terdiri dari pejabat BAIS-ABRI, diplomat Indonesia, tokoh masyarakat Timor Timur dan beberapa politikus.


- Diplomasi dan intelijen itu kayak 2 sisi koin, gak bisa dipisah. Makin penting target suatu misi diplomatik atau krisis yang ada, bakal makin banyak kerjaan petugas intelijen disitu. Karena banyak kerjaan yang ilegal menurut hukum internasional, cuma bisa dikerjain sama intel... Diplomat beraksi di "sisi terang" aja.

- Buat nguasain suatu daerah yang udah punya pemerintahan sendiri misalnya, kekuatan militer aja gak cukup. Kekuatan diplomasi, intelijen, media, akademis dan ekonomi juga bakal dimaenin sama mereka yang cerdas. Nah, mereka yang cuma lihat masalah macem gini secara kaku, biasanya cuma jadi tumbal.

=====

Begitu informasi dari laksamana muda Aa Kustia (purn.). Beliau lama jadi perwira intelijen ABRI (sampe ganti nama jadi TNI) dan juga Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh untuk RRC dari 2001-2005.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun