Mohon tunggu...
Abu Tajir
Abu Tajir Mohon Tunggu... Freelancer - Bakul buku

Bakul buku yang hobi duit, nulis dan mengolah manusia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sihir dengan Metode Kurban atau Dzabh

27 Maret 2021   20:46 Diperbarui: 27 Maret 2021   21:00 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seringnya gini kejadiannya:

- Si tukang sihir menghadirkan burung, ayam, atau hewan lainnya sesuai dengan permintaan si jin. Seringkali hewannya itu diminta yang warna hitam karena mereka suka warna itu ya berdasarkan pengalaman banyak ahli ruqyah/suwuk, pengalaman banyak penggemar mistik dan dasar tekstualnya hadis di Shahih Muslim yang ini:

- Nah, hewan-hewam itu bakal disembelih tanpa si tukang sihirnya ngucap bismillahirrahmanirrahim, gak niat kurban demi Allah, gak nyebut nama Allah juga

- Terkadang darah dari hewan-hewan yang disembelih tadi ditempelin ke badan target santet. Banyak lah caranya.

-Terkadang juga hasil sembelihan tadi dilempar ke tempat-tempat "keramat", ke dalem sumur, ke tempat sepi juga angker yang jadi tempat nongkrong para jin. Seringkali pas lempar-lemparan itu, gak dimulai dengan bismillahirrahmanirrahim.

- Kemudian si tukang sihirnya balik ke tempat praktek dia, baca-baca azimat/mantra yang jelas syirik (karena diperuntukkan buat sihir) sesuai jenis sihirnya, baru dia kasih perintah ke jin peliharaannya/khodamnya.

Ada 2 sebab kenapa amalan tadi itu tergolong syirik, yaitu:

- Kasih sembelihan/kurban/sesajen ke jin itu syirik berdasarkan kesepakatan para ulama salaf dan khalaf. Itu syirik karena jelas kasih kurban selain demi Allah itu haram. Hasil sembelihan begituan haram juga dimakan sama orang Islam, lebih haram lagi ngamalinnya. Dasar tekstualnya hadis di Shahih Muslim yang ini:

- Pembacaan azimat/mantra untuk menghadirkan jin yang isinya kelewat batas dari apa yang pantas buat makhluk, bahkan banyak lafaz-nya kufur, mengagungkan setan, melanggar syariat, jadinya ya syirik. Hal ini udah diperingatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di banyak tempat di karya-karyanya, misalnya di risalah berjudul:

Nah, udah tau ilmunya. Kita saling ngingetin aja. Buat lurusin yang salah, bisa beda-beda caranya yang penting strategis. Bikin rekayasa, manipulasi, ajakan sesuai kondisi target, lingkungan sekitar dan diri sendiri. Hehehe.

Wallahu A'lam.

Sumber:

. .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun