Mohon tunggu...
Abu Tajir
Abu Tajir Mohon Tunggu... Freelancer - Bakul buku

Bakul buku yang hobi duit, nulis dan mengolah manusia

Selanjutnya

Tutup

Politik

Buzzer Pemerintah di Negara Lain

7 Maret 2021   21:20 Diperbarui: 7 Maret 2021   21:30 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di beberapa negara, pasukan cyber, atau sebut saja buzzer, mereka itu digaji oleh negara secara formal sebagai bagian dari institusi resmi negara, atau non formal lewat pihak ketiga/swasta yang diberi tender oleh pejabat pemerintah. 

Contoh dari buzzer yang formal diantaranya adalah:


- Para buzzer dibawah Kementerian Propaganda dan Pendidikan Vietnam yang bermarkas di Hanoi.

- Para buzzer di bawah Kementerian Komunikasi Venezuela yang bermarkas di Caracas.

- Di Inggris, para buzzer ada di banyak institusi resmi pemerintah. Contohnya Brigade ke-77 di kesatuan militer dan Government Communications Headquarters di kesatuan telik sandi.

- Di RRC, buzzer pemerintah ada di semua tingkat institusi resmi; mulai tingkat lokal, regional, nasional sampai internasional. Tugas mereka biasanya menyebarkan dan meluruskan wacana umum supaya selaras dengan komando PKC.

- Di Argentina dan Ekuador, para buzzer pemerintah berada dibawah komando langsung Presiden.

Para buzzer pemerintah ini suka sekali membuat akun palsu untuk menutupi identitas personal dan kepentingan asli mereka.

Fenomena ini disebut "astroturfing", yaitu dimana identitas dari sponsor dikesankan supaya seperti pergerakan akar rumput / aktivisme rakyat banyak. Banyak sekali dari akun palsu itu yang dikontrol oleh bot.

Dari banyak laporan media (berarti sumbernya terbuka), bot dipakai oleh pemerintah di beberapa negara untuk propaganda dan kontra narasi; contohnya di Argentina, Azerbaijan, Iran, Meksiko, Arab Saudi, Filipina, Rusia, Korea Selatan, Suriah, Turki dan Venezuela. Bot-bot ini fungsinya adalah membanjiri media sosial dengan spam, berita yang mendukung mati-matian kliennya, menaikkan jumlah like, share dan retweet untuk membuat kesan bahwa agenda mereka itu disukai rakyat banyak, pas dengan momentum dan relevan dengan hajat rakyat banyak.

Tetapi sejak algoritma masing-masing media sosial makin ketat, cara kerja lain diambil. Contohnya di Meksiko, dimana banyak akun buzzer yang dikendalikan bot yang kerjanya menyerang jurnalis independen, aktivis anti kartel narkoba dan menyebar disinformasi diblokir, akun-akunnya dioperasikan oleh manusia dan juga bot, atau bisa disebut akun "cyborg".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun