Disadari atau tidak, dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu membutuhkan Intelijen dalam arti intelijen sebagai pengetahuan.
Dalam era informasi ini, informasi dengan mudah didapat baik secara bebas maupun komersil, tetapi pemerintah tetap membutuhkan keterangan yang teruji dan terpercaya, yang diperoleh dan dihasilkan oleh badan yang dipercaya.
Kini dalam kehidupan modern, intelijen muncul sebagai kebutuhan tak terelakkan di dalam segala bidang kehidupan negara, baik sendiri maupun dalam konteks hubungan antar bangsa.
Kebutuhan intelijen dalam bidang militer merupakan cikal bakal munculnya organisasi intelijen, disusul oleh bidang-bidang lainnya seperti politik dan ekonomi. Intelijen pada tataran negara terutama bidang politik luar negeri dan pemerintahan, menurut Mayor Jenderal Sir Kenneth Strong dibagi dalam tiga kategori, yaitu:
Pertama, pemerintah harus memiliki data-data atau informasi dasar yang faktual.
Kedua, harus mampu memberi isyarat tentang perkembangan yang sedang terjadi yang dapat mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi kepentingan nasional.
Ketiga, pengambil keputusan atau kebijakan serta para perencana membutuhkan berbagai bentuk perkiraan tentang hal yang mungkin terjadi.
Shermant Kent membagi intelijen dalam 3 jenis, yaitu basic descriptive, current repertorial intelligence, dan speculative-evaluative intelligence.
Cara orang memberikan keterangan kepada orang lain dilandasi oleh berbagai motif, namun umumnya tidak ada yang melakukannya secara sukarela. Agen-agen yang dapat dipercaya adalah agen-agen yang dilandasi oleh idealisme atau patriotisme. Pemberi informasi yang dilandasi oleh motif lain hanya akan memberi keterangan karena suatu imbalan, dan keterangan yang disampaikan umumnya bias dan bersifat imaginative reporting, yaitu laporan yang tidak didasarkan pada fakta-fakta tetapi lebih didasarkan pada imajinasinya sendiri.
Sumber informasi atau keterangan tidak selalu berasal dari hasil spionase, tetapi bisa didapat dari sumber terbuka seperti surat kabar, pidato, siaran media elektronik atau bahan dasar lainnya seperti laporan lapangan, hasil observasi, patroli, transkrip pembicaraan, foto atau dari tawanan perang atau bisa juga berasal dari suatu kejadian akademis.
Thomas Polgar, seorang pensiunan CIA mengatakan; "dalam pengalaman saya yang terpenting dalam dunia intelijen adalah manusia".