Mohon tunggu...
Jong Celebes
Jong Celebes Mohon Tunggu... Administrasi - pengajar

"Tidak ada kedamaian tanpa Keadilan"

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Forum Dialog HIPMI : Menggagas Permodalan Mudah dan Murah Bagi Pengusaha

3 September 2015   20:57 Diperbarui: 3 September 2015   20:57 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Fahri hamzah, wakil ketua DPR RI bidang Kesra"][/caption]

HIPMI Jaya menggelar Forum Dialog HIPMI yang ke 29 dengan tema, “Permodalan mudah dan murah bagi pengusaha” Mungkinkan?, hari ini, kamis (3/9). Lebih dari 800 orang pengusaha muda yang datang dari berbagai daerah hadir memenuhi Ruang konferensi, kantor pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Menara Bidaraka 2 lantai 8, jalan Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan.

HIPMI adalah wadah dunia usaha yang bertugas menampung dan menghimpun aspirasi pengusaha muda Indonesia sebagai Agen of Change, yang bertanggung jawab terhadap pertumbuhan ekonomi dan ketahanan nasional serta turut mencari dan membentuk identitas pengusaha nasional baik sekarang maupun masa yang akan datang. Visi HIPMI adalah mendorong dan berperan dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan di kalangan generasi muda serta membina dan memajukan serta mengembangkan generasi muda pengusaha menjadi pengusaha muda yang profesional, kuat dan tangguh dalam sektor usaha yang ditekuni. Terkait dengan visi inilah, HIPMI pusat rutin menggelar forum dialog bersama antara para regulator dan praktisi bisnis di Indonesia.

Dalam forum dialog ini, hadir sebagai pembicara diantaranya Fahri Hamzah (wakil ketua DPR RI yang membidangi komisi Kesejahteran Rakyat), Choirul Jamhari (Deputi Bidang Pembiayan dan Koperasi dan UKM, kementrian Koperasi dan UKM), Asmawi Syam (Direktur utama Bank BRI) dan Irfan Anwar, (Presiden Direktur Coffindo, ketua BPHIPMI bidang ekonomi, keuangan dan perbankan).

Dalam sambutannya, ketua umum HIPMI 2015-2018, Bahlil Lahadia, mengutarakan kegalauannya melihat iklim usaha di negeri ini yang belum sepenuhnya berpihak ke usaha mikro, kecil dan menengah. (UMKM), betapa tidak, Regulasi permodalan atau pengajuan kredit perbankan yang rumit dan ketat, ditambah lagi bunga kredit yang ‘mencekik’ dan dipandang masih tinggi berkisar 12 persen. Hal ini  seolah menjadi momok yang memberatkan bagi pengusaha terutama pengusaha pemula. Secara tidak langsung akan menghamabat tumbuhnya pengusaha baru di Indonesia. Dengan demikian menurutnya, diperlukan gagasan baru untuk mendapatkan permodalan yang mudah dan murah bagi pengusaha, ini perlu dorongan dan dukungan dari pihak legislaltif dan pemerintah sebagai regulator iklim usaha, harapan ke depannya, legislatif dapat menelurkan undang-undang yang berpihak ke sektor UMKM, yang didominasi oleh Pribumi.

Gagasan ini mendapat dukungan dari, Fahri Hamzah.  Fahri mengungkapkan, ada kendala penghambat iklim usaha dan tumbuhnya pengusaha pemula di Indonesia, selain karena kebijakan Negara yang belum optimal, juga karena soal teologi dan kepercayaan di masyarakat yang berkembang bahwa orang-orang mulia biasanya datang dari orang-orang yang hidup serba prihatin (miskin), mereka berbuat baik,mati lalu masuk syurga, sementara orang kaya diberi kesan, penjahat, suka berfoya- foya/glamour ,mati lalu masuk neraka. Keyakinan ini, masih banyak kita jumpai di masyarakat. Padahal lanjut Fahri, melihat sejarah, terciptanya sebuah kota (perdaban) diawali dari insting manusia mencari makan, dari situ kemudian mereka menciptakan pasar dan pada akhirnya tercipta sebuah kota. Mereka adalah para pengusaha. Meskipun demikian, masalah kepercayaan dan kultur, bukan satu satunya kendala tumbuh kembangnya pengusaha di negeri ini, tapi karena regulasi dan dukungan Negara yang belum maksimal terhadap pengusaha. “Oleh karena itu, Perlu upaya massif dari pemerintah memberikan bantuan permodalan bagi tumbuh kembangnya pengusaha di Indonesia. Kalau perlu, kita di DPR akan mendukung secara ugal-ugalan atas ide ini” pungkas dia.

Dalam kesempatan lain, Choirul Jamhari, banyak memberikan kiat-kiat bagi penguasaha pemula untuk mendapatkan kredit dari koperasi dan perbankan, menurutnya, pertama yang harus disadari calon pengusaha adalah, bisnis apa yang sedang dan akan dilakukan, kemudian mereka harus membuat profil usaha yang baik, dan yang paling penting agar bisa mendapatkan modal usaha adalah pengusaha harus menjelaskan bagaimana mekanisme pengembalian kreditnya dalam proposal yang diajukan. Menurutnya, sektor perbankan bisa memberikan modal atau kredit tidak melulu karena adanya agunan namun perbankan bisa juga melihat karena prospek usahanya layak atau tidak mendapatkan kredit.

Dia juga terbuka jika seandainya HIPMI akan melakukan upaya pemberdayaan dalam bentuk pelatihan bagi pengusaha pemula di masa yang akan datang dan mengajakn peserta yang hadir untuk berkonsultasi lebih lanjut jika ada kendala-kendala lainnya.

Akhirnya, HIPMI harus menjadi garda terdepan dalam pemberdayaan pengusaha muda di Indonesia, tidak berhenti dalam seremonial belaka, tidak lagi sekedar dialog, namun sudah masuk ke tataran teknis bagaimana dan apa yang harus dilakukan ke depannya, sebagaiaman di luar negeri yang membahas masalah enterprenuership fokus pada teknis dan spesialisasi, seperti teknopreneur, ecopreneur, socio preneur dan sebagainya. Sehingga tagline HIPMI ‘menciptakan pejuang pengusaha dan pengusaha pejuang’ tidak sekedar isapan jempol.

 

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun