Mohon tunggu...
Emir Yunus
Emir Yunus Mohon Tunggu... Auditor - Muslim; seorang anak, suami, sekaligus ayah.

Hanya seorang murid yang belajar di sekolah kehidupan; berharap lulus dengan nilai bagus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenali Bakat Anak Sedini Mungkin

20 November 2019   10:02 Diperbarui: 20 November 2019   10:13 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Salah satu kesalahan sistem pendidikan di negara kita hari ini adalah: anak didik tidak dijuruskan sedini mungkin..

Dari TK, SD, sampai SMP semua anak diberi pelajaran yang sama, banyak dan berragam. Padahal, bakat dan minat mereka berbeda-beda. Pelajaran yang sangat banyak tersebut pun setelah dewasa sebagian besar akhirnya justru tidak digunakan..

Baru di SMA, siswa dijuruskan, itupun hanya IPA-IPS, tidak spesifik. Baru ketika melanjutkan kuliah, mereka benar-benar belajar sesuatu secara spesifik..

Dan karena tidak fokus pada penjurusan sejak awal, para lulusan SMA pun bingung ketika harus memilih jurusan apa di Perguruan Tinggi. Akibatnya, mereka memilih berdasarkan popularitas Universitas ataupun popularitas jurusan, bukan berdasar bakat dan minatnya. Akibatnya lagi, tidak sedikit yang akhirnya salah jurusan..

Tidak sampai di situ, setelah lulus kuliah pun, mereka masih bingung mau bekerja apa, dimana, sama siapa, berbuat apa *eh.. Akhirnya lagi, mereka tidak bekerja sesuai bidang pendidikan mereka. Bekerja dan berkarya pun tidak bisa maksimal..

Kita semua yang sekarang sudah dewasa telah menjadi korban dari sistem pendidikan ini. Maka, jangan biarkan anak-anak kita menjadi korban berikutnya..

Jika pun sistem pendidikan dan sekolah belum bisa memfasilitasi anak-anak kita untuk mengenali jurusan mereka sedini mungkin, maka kita sendiri lah sebagai orang tua yang paling bertanggung jawab terhadap masa depan mereka, yang harus melakukannya..

Juruskan anak-anak kita sedini mungkin. Kenali bakat dan minat mereka. Lalu kembangkan semaksimal mungkin potensinya..

Langkah awal yg harus dilakukan adalah fokus kepada kelebihan anak, bukan fokus kepada kekurangannya..

Contoh kecil, misal anak kita tidak pandai matematika tetapi pandai bahasa, berbicara / menulis, maka jangan paksakan mereka belajar keras matematika. Cukup belajar matematika sekadarnya, untuk memenunuhi nilai minimal naik kelas..

Sebaliknya, fokus pada kelebihannya. Kembangkan kemampuan bahasanya, tambah/tingkatkan dengan bahasa-bahasa asing: bahasa inggris, bahasa arab, dll. Ikut ekstrakurikuler di bidang tsb, dst..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun