Mohon tunggu...
Emir Yunus
Emir Yunus Mohon Tunggu... Auditor - Muslim; seorang anak, suami, sekaligus ayah.

Hanya seorang murid yang belajar di sekolah kehidupan; berharap lulus dengan nilai bagus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tauhid

9 Januari 2018   16:24 Diperbarui: 9 Januari 2018   16:29 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Katakanlah  (kepada kaum kafir), 'Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit  dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan  penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati  dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur  segala urusan?' maka mereka akan menjawab, 'Allah'. Katakanlah, 'Mengapa  kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?'"
[Q.S Yunus: 31]

Salah satu pelajaran dari ayat ini adalah bahwa makna laa ilaaha illallaah bukan sekadar "Tiada Tuhan (Pencipta, Penguasa dan Pengatur alam  semesta) selain Allah", karena orang Kafir pun meyakini hal tersebut, tetapi  keyakinan itu tidak menjadikan mereka hanya beribadah kepada Allah,  mereka menyekutukan Allah dengan sesembahan-sesembahan yang lain. Maka, makna laa ilaaha illallaah yang tepat adalah tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain  Allah, karena satu-satunya Pencipta, Penguasa dan Pengatur alam semesta  hanya Allah.
Maka ketahuilah, bahwa Tauhid, yang merupakan perkara paling penting dalam agama Islam, terbagi menjadi tiga:

Tauhid Rububiyyah

Yakni  kita meyakini bahwa Allah lah satu-satunya Pencipta, Penguasa dan  Pengatur alam semesta ini. Namun, ini saja belum cukup, karena kaum  musyirkin kafirin pun meyakininya.

Tauhid 'Uluhiyyah

Yakni kita meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya ilah(sesembahan)  yang berhak disembah. Dan inilah yang menjadi pembeda antara muslim  dengan kafir. Karena tidak ada agama apapun selain Islam yang meyakini dan merealisasikan tauhid ini.

Tauhid Asma wa Shifat

Yakni  kita meyakini bahwa Allah memiliki Nama-nama yang Agung &  Sifat-sifat yang Mulia, Sempurna dan tidak ada satupun yang setara dan serupa dengan-Nya.

Jika ketiga Tauhid ini telah benar-benar tertanam di hati kita, maka kita tidak akan  meninggalkan perintah-perintah-Nya atau melanggar larangan-larangan-Nya hanya karena  alasan keduniaan (takut kehilangan rizki, karena shalat  jama'ah di masjid atau berdusta agar dapat mengambil harta orang lain,  misalnya) padahal kita yakin Allah lah Penguasa & Pengatur alam  semesta, Pemberi Rizki, dan sebagainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun