Mohon tunggu...
Abu Kemal
Abu Kemal Mohon Tunggu... Pensiunan -

- 33 : 70-71

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jangan Berharap Banyak Pada KOMPASIANA

15 Februari 2012   10:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:37 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

abu kemal :

Dulu awal clingak-clinguk ngintip KOMPASIANA, saya pikir ini lapak/lahan yang bisa untuk segala macam keperluan. Ternyata setelah masuk,  dan menikmati isinya, inilah kesimpulanku sementara,  ini pendapatku, bisa jadi tak sepenuhnya sama dengan pendapat teman2, tak jadi masalah, itulah retorika berpendapat.

Begini :

Kompasiana sebagai lahan untuk menumpahkan uneg2,  benar. Sebagai lahan untuk menambah kenalan, persis. Sebagai sarana untuk menyalurkan hobi nulis ngayal, cocok. Sebagai lapak untuk pamer kaya, pamer pinter, pamer pengalaman, jadi.  Untuk nulis ha ha ha hi hi hi, tak masalah.  Sebagai sarana untuk mengkritik dan mengkritisi sesuatu/seseorang, memang. Sebagai lahan untuk mengadu/curhat, pas. Untuk menyampaikan masalah yang butuh penyelesaian, nati dulu. Kalau yang diinginkan hanya sekedar cari simpati, oke lah kita memang akan dapatkan disini. Akan tetapi kalau kita berharap solusi, ga janji, bisa dapat bisa juga tidak.

Perhatikan, banyak postingan yang berkisah pengalaman pahit, ditipu  (ini yang paling banyak), selengkap apapun data penipu di jajar dimari, tak ada/belum pernah ada komentar  yang benar2 problem solving menyelesaikan masalah. Hampir semua komentar yang tampil adalah simpati dan peringatan, makanya kalau anda mau begitu mestinya begini;  dichek dulu;  jangan mudah percaya, sama teman saya juga pernah ngalamin itu, baca link ini, dsb dsb.

Sangat beda jika kita bandingkan dengan kalau kita menulis di surat pembaca" media cetak, atau on air di radio. Untuk surat pembaca biasanya langsung solved, selesai masalah, karena yang "dituju" langsung tanggap. Sedang on air di radio, selain yang di tuju langsung menaggapi on air, kadang ada komentar yang "mengarahkan" untuk menuju ke penyelesaian masalah.

Ada contoh menarik,  seseorang yang kehilangan mobil  "onair"  via telpon di salah satu radio lokal di Surabaya. ( Radio ini sangat familiair bagi pengguna jalan di Surabaya dan sekitarnya, polantas dan petugas tol tak pernah lepas stay tune di frekuensi nya, bahkan mereka  memantau kondisi lalu lintas dijalan, dan keamanan salah satunya juga  dari  radio ini, karena setiap saat ada pendengar yang melaporkan segala sesuatu secara onair di radio ini  nonstop 24jam). Dia menceritakan kronologis kehilangan mobilnya, menjelaskan ciri2 kendaraannya yang hilang. Begitu dia "turun", langsung ada tanggapan dari pendengar lain onair by phone pula bahwa  melihat mobil  dengan ciri2 seperti diuraikan tadi menuju pintu tol. Mendengar on air tersebut beberapa pendengar  yang kebetulan berada di tol waspada berbuat  agar mobil tercuri ini tidak hilang lacak (biasanya di kuntit/diikuti). Begitupun petugas jalan tol dan polantas langsung menghadang di pintu2 keluar tol. Dan singkat cerita  tertangkaplah pencuri mobil berserta barang buktinya.

Contoh lain, seseorang menceritakan pengalaman sulitnya mengurus KTP di satu kelurahan, dalam waktu tidak lama biasanya Lurah ybs  sudah "di ajak" onair oleh radio ini, bahkan Camatnya. Begitu juga berita adanya kebakaran sejak titik api pertama terlihat,  langsung saksi mata  lapor onair via telpon ke radio ini, dan karena PMK juga selalu memonitor nya maka dengan cepat bisa segera menuju ke lokasi.

Itulah kekuatan masyarakat radio, dan dari "radio ini"  sudah tak terhitung  mobil,motor, anak/ orang hilang dapat kembali ke pemiliknya dengan cepat dan aman. Jadi  manfaat powernya sangat dirasakan oleh masyarakat.

Dan hal  seperti "ini" sebagai  penghuni KOMPASIANA saya berharap. Bahwa MASYARAKAT KOMPASIANA juga punya kekuatan. Rupanya  sementara ini yang saya rasakan adalah " nggege mongso" berharap sesuatu yang hampir mustahil. Bukan kecewa sih, tetapi jelasnya kekuatan itu belum pernah menunjukkan sosoknya.  Padahal  bukan hal yang mustahil bila "hal itu" juga dapat terjadi di Kompasiana ini. Bahwa kita dapat membantu saudara2 kita yang membutuhkan, masih nyaris tak terdengar.

Ber-ulang2 saya koment pada tulisan teman2 yang terkena musibah (biasanya penipuan), bahwa saya yakin di"sini" pasti ada mereka2 yang sebenarnya berkompeten, punya power dan punya akses, yang  minimal bisa memberi jalan menuju ke penyelesaian. Kalau mungkin sifatnya confidential  bisa saja "nasehat" itu ditulis di inbox ybs. Alangkah bermaknanya Kompasiana kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun