Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPkM) Universitas Muslim Indonesia (UMI) membuat program pengabdian pembuatan briket dari cangkang kenari.Â
Kegiatan yang dikoordinatori oleh Ir. Nur Asmiani, S.T., M.T., IPP dan Ir. Alfian Nawir, S.Si., M.T., IPP., tersebut dilakukan selama tiga hari dari tanggal 31 Oktober - 2 November 2019, di kepulauan selayar bertempat di Kecamatan Bontomatene.Â
Realitas bahwa kenari di Selayar dalam jumlah melimpah. Oleh warga setempat, kenari dijual dalam bentuk mentah maupun diolah dalam bentuk makanan.Â
Proses pemanfaatannya dengan terlebih dahulu kenari dipisahkan dari tempurung/cangkangnya. Cangkang kenari selanjutnya  digunakan secara sederhana oleh warga sebagai tempurung, namun hal ini lambat laun ditinggalkan karena sudah ada substitusi bahan bakar gas.
Ide pembuatan briket dari cangkang kenari adalah mereplikasi pembuatan briket dari tempurug kelapa dan tempurung kemiri. Juga mendukung program pemerintah untuk pencarian energi baru dan terbarukan berdasarkan pemanfaatan sumberdaya lokal. Briket dari limbah perkebunan atau pertanian memiliki kalor yang cukup tinggi berkisar 3000-5000 kal/gram, itu setara dengan perbandingan 4 kg briket sama dengan 1,3 kg minyak tanah.
Kegiatan ini dilakukan dengan model partisipasi, yaitu dengan melibatkan salah satu kelompok warga yang disebut Kelompok Sipakainga. Kegiatannya dibuat dalam dua tahapan. Tahapan pertama, dengan mengadakan workshop tentang keekonomisan briket cangkang kenari model Diskusi dan FGD. sedangkan tahap kedua adalah pelatihan pembuatan briket cangkang kenari.