Abah apa bedanya musyawarah dengan perdebatan ?
Abah Nata :
Musyawarah adalah upaya pemimpin dalam mempermudah untuk membuat keputusan.
Anah Lajnah :
Kalau perdebatan apa Abah ?
Abah Nata :
Kalau musyawarah sulit dibuat keputusan, maka isinya pasti perdebatan, he he he.
Anah Lajnah :
Tapi sebenarnya boleh gak sih Abah kita itu berdebat ?
Abah Nata :
Kalau kita yakin ada diantara orang-orang soleh dan punya pemimpin. Mau mendebatkan apa ? kita itu hanya tinggal mengikuti pemimpin, taat kepada pemimpin, membantu pemimpin agar semua agenda mudah diputuskan oleh pemimpin. Jangan sampai ada upaya ke pemimpin itu disusahkan oleh usul saran yang berbeda, apalagi menginterpensi pemimpin. Biarkanlah pemimpin itu nyaman membuat keputusannya. Kemudian kitamah focus kepada pelaksanaan sebagaimana tugas masing masing.
Anah Lajnah :
Terus kalau yang berhak memberi evaluasi itu siapa Abah ?
Abah Nata :
Ya pemimpin atuh atau orang paling berwenang dalam situasi itu. Seperti contoh guru ke murid, atasan ke bawahan, orang tua ke anak. Jadi kalau etika ini di jaga tidak akan ada perdebatan.
Anah Lajnah :
Kalau ada masukan atau usul bagaimana Abah ?
Abah Nata :
Dalam musyawarah orang-orang soleh itu, sudah dibuat tata tertib. Kalau sesi usul dibuka ya boleh. Tetapi tetap harus mengedepankan saling menghormati. Bukan untuk menjelekan atau menjatuhkan usul yang lain dan usul itu harus benar-benar menjadi pencerahan atau solusi. Serta yang paling penting  jika kita punya usul. Maka kita yang harus paling siap menjalankan usul tersebut.
Anah lajnah :
Berarti musyawarahnya orang-orang soleh itu harus mencerahkan, menyejukan, saling menghormati, tidak ada perdebatan, menjalankan tata tertib, begitu ya Abah ?
Abah nata :
Ya boleh begitu juga.
(Cerita Mang Nata, Karya Buku untuk Indonesia)