Abah nata :
Pujian yang dimulai kepada Allah Ta'ala. Seibarat memandang dengan teropong keindahan, sehingga yang tampak hanyalah keindahan, tak terlihat sesuatu kekurangan sedikit pun.
Anah lajnah :
Masa begitu abah ?.
Abah nata :
Hanya keindahan anah yang terlihat, keindahan seutuhnya anah !.
Anah lajnah :
Bagaimana memahaminya abah ?.
Abah nata :
Lihatlah bintang anah, ternyata sinarnya terang benderang karena ada kegelapan!. Memahami hal ini harus dipandang dari kedua bagiannya. Ternyata kegelapan berpadu dengan cahaya dengan cara pandang pujian, akan terlihat keindahan.
Anah lajnah :
Ooohhh....., seperti itu ya abah.......!
Abah nata :
Hikmah dari cara pandang pujian seperti ini, memberi pelajaran kepada kita anah. Bahwa terjadinya interaksi antara si buruk dan si baik. Akan memunculkan sikap yang terbaik seibarat cahaya bintang yang terang !.
Anah lajnah :
Iya abah....!.
Abah nata :
Terjadinya keindahan diantara kegelapan adalah munculnya cahaya. Jika diantara pekatnya kegelapan, kemudian muncul cahaya demikianlah sebuah keindahan, bahwa dalam setiap keburukan harus muncul cahaya kebaikan !.
Anah lajnah :
Disetiap keburukan harus disikapi dengan kebaikan klo begitu ya abah ?. Bukan keburukan disikapi dengan keburukan lagi. Soalnya klo gelap disikapi dengan gelap lagi akan tambah gelap ya abah ?.
Abah nata :
Ok anah, jadi pandanglah...!!!, segala yang terjadi di alam dunia ini dengan pandangan pujian kepada Allah Ta'ala. Maka akan tampak semuanya merupakan perpaduan mewujudkan keindahan. Disetiap keburukan dimaksudkan supaya hadir manusia manusia pencerah seperti bintang yang bersinar.