Hai.?
Apa kabar sahabatku?
Apa kau sesdang tersenyum hari ini?
Sudakah kau berucapa syukur hari ini?
Apa kau bahagia hari ini?
Bagamana aktifitasmu?
Menyenangkan jika tidak kenapa?
Sahabatku pertanyaan - pertanyaan itu yang selalu menghantui di pikiranku, pertanyaan itu telah menyatu dalam kehidupanku, aku sulit menghindarinya sebab aku suda berjanji padamu akan ku sisahkan waktuku untuk menanyakan kabarmu. Apa kau masih ingat itu,? aku masih ingat semuanya, semua tentangmu aku masih menyimpan rapi dalam buku harianku, kata-katmu, puisimu, fotomu, bahkan cerita untuk Jas meras pun aku menyimpanya.
Sahabatku, hidup ini tak indah, jika ilmu yang kita miliki tak kita gunakan kepada hal-hal yang baik, yang akan membawah kebaikan untuk orang lain, oh iya hampir lupa, hidup ini tak seindah kita bermimpi dan menghayal, sebab dua hal itu tak ada seorang pun yang melarang, dua hal itu bagiku adalah nalar tuhan yang di titipkan kepada Umat yang berakal termasuk Rasul dan Malaikat.
Sahabatku. Aku tahu tanggal 23 Novembar adalah hari pertama kau mengenal lingkungan baru, hari pertarungan Sembilan pulu Sembilan Tulang Ibumu dipertaruhkan untukmu. Bahkan nyawa Ibu pun dipertaruhkan untukmu. Aku tak ada apa-apa untuk memberikan sebagai Hadiah di hari lahirmu, kadoku tak seindah hadiah para teman-temanmu, sahabatmu, dan juga Kekasihmu, tapi aku berharap apa yang aku tuliskan ini tak mengurangi persahabatan kita.
Sabahatku: aku akhir-akhir tak mampu berfikir, apalagi mau menulis, aku tak tahu apa penyebabnya, hahah tapi yang pasti bukan soal CINTA. Sahabatku kado dariku ini hanya sebatas selembar kertas kusam, yang akan sewaktu-waktu bisa hilang dari genggamanmu, mungkin saja setelah aku berikan padamu dan kau membuangnya ditempat sampah, atau bahkan kau membakarnya karena kata-kataku terlalu jelek, namum aku hanya mengikuti nalar imajinasiku untuk menuliskan sedikit cerita ini untukmu.