Mohon tunggu...
Abubakar Ahmad
Abubakar Ahmad Mohon Tunggu... Freelancer - Business Analyst in Falinwa Indonesia

Merupakan Orang Yang Kritis Terhadap Sesuatu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Vs Google

11 Oktober 2019   08:33 Diperbarui: 11 Oktober 2019   08:40 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Artikel ini merupakan opini pribadi saya dan berdasarkan pengalaman saya sebagai pengajar dan sebagai asisten dosen di salah satu perguruan tinggi di Indonesia. Artikel ini saya tulis karena salah satu pernyataan dari dosen saya mengenai nasib guru dan dosen kedepannya. 

Beliau berkata " Dosen dan guru mungkin tidak akan dibutuhkan di masa mendatang karena informasi sudah dengan mudah di akses dan murid hanya tinggal belajar tanpa perlu ada bimbingan dari guru" Benarkah hal tersebut memang akan terjadi??

 Seperti yang telah kita ketahui bahwa internet telah mengubah cara pandang kita terhadap dunia. Manusia dengan bebasnya bisa mengakses informasi baik itu berupa informasi positif maupun informasi negatif. Orang degan mudahnya menemukan jawaban dari pertanyaan yang terlintas di pikirannya. 

Bahkan saat ini soal ujian pun dapat dicari jawabannya secara akurat dengan menggunakan internet.. Salah satu mesin pecari yang saat ini sangat terkenal dan banyak digunakan adalah Google. Bahkan Google ini sudah seperti dukun yang tau segalanya. 

Tidak sedikit orang yang menamai Google sebagai "Mbah Google", tentu saja ini hanya kiasan yang menggambarkan betapa taunya Google terhadap segala pertanyaan yang diajukan umat manusia saat ini. Saya mulai berfikir, Benarkah peran guru atau dosen akan digantikan oleh Google?

 Fenomena yang terjadi saat ini adalah mahasiswa banyak yang bolos saat kuliah dan murid tidak serius terhadap pelajaran yang dia hadapai. Setiap ada ujian, Google menjadi solusi mereka menemukan jawaban. Handphone mudah disembunyikan dan hanya dengan mengetik kata kunci, keluarlah jawaban yang kita minta. Hasil ujian pun bagus dan nampak tidak seperti orang yang mencontek. 

Kegiatan organisasi di luar dijadikan alat untuk memenuhi CV yang ada. Keaktifan ditambah nilai bagus menjadi kunci sukses untuk mempertajam CV jika hendak melangkah ke dunia kerja. Tidak mengherankan kita banyak melihat nilai bagus sudah menjadi barang umum. Beajar di sekolah dan kuliah seakan menjadi tidak penting lagi setelah adanya Google.

 Saya kembali berfikir, benarkah apa yang dikatakan oleh dosen saya?????. Namun fenomena lain terjadi seiring adanya teknologi mesin pencari seperti Google ada. Fenomena tersebut adalah munculnya distraksi informasi. Banyak informasi yang membingungkan muncul. Berita dan ilmu pengetahuan yang ada di Google ternyata diak 100% benar. Bahkan banyak sekali yang menyimpang. 

Makin mudah ornag untuk membuat berita dan ilmu pengetahuan menurut opininya senidiri. Kebenaran suatu informasi menjadi kabur dan sangat tipis membedakan mana informasi yang benar mana informasi yang salah. Munculnya istilah Hoax karena adanya informasi yang membingungkan ini. 

Hoax dapat dikatakan sebagai informasi bohong dan tidak sesuai dengan fakta yang terjadi. Bahkan fenomena lain yang lebih parah adalah media manstream menulis berita fakta dnegan konten yang dilebih-lebihkan, dipotong bagian pentingnya, penggunaan bahasa yang tidak jelas, ilmu pengetahuan yang belum jelas dari mana dapatnya. Disini saya mulai resah karena orang banyak yang percaya dengan berita seperti ini atau ilmu pengetahuan yang tidak jelas sumbernya.

 Disinilah saya berfkir bahwa peran guru ataupun dosen sangat penting. Zaman sudah berubah dan sudah seharusnya cara pendidik dalam mengajar juga berubah. Tidak lagi menerapkan sistem satu arah dimana hanya guru yang menerangkan. Tidak lagi hanya menerangkan pelajara lalu murid diperintahkan untuk memperhatikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun