Mohon tunggu...
Teddy Tedjakusuma
Teddy Tedjakusuma Mohon Tunggu... Insinyur - Dosen

PNS di Bandung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dakwah, Tugas Siapa?

6 Desember 2020   07:33 Diperbarui: 6 Desember 2020   07:35 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Catatan perjalanan (15)

DAKWAH, TUGAS SIAPA?

Bismillah.

"Sampaikanlah dariku walau satu ayat."(H.R. Bukhari)

Dakwah (Arab: , da'wah; "ajakan") adalah kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah sesuai dengan garis aqidah, syari'at dan akhlak Islam. Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a-yad'u yang berarti panggilan, seruan atau ajakan.

Dakwah adalah menyeru atau mengajak ke jalan Allah, untuk menaati segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Menyeru, atau mengajak, untuk mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum, dan ibadah-ibadah lainnya baik yang berhubungan langsung kepada Allah (hablumminallah), berhubungan dengan manusia (hablumminannas/muammalah), maupun kepada alam. 

Dakwah adalah misi para Nabi.  Nabi diutus untuk menyeru dan mengajak manusia untuk mengesakan Allah dan tidak menyekutukannya.  Berbagai ayat dalam Al Quran menyebutkan ini.  Beberapa contoh dakwah para Nabi yang diabadikan dalam Al Quran adalah sebagai berikut:

-Dakwah Nabi Nuh kepada kaumnya agar beribadah dan bertakwa kepada Allah serta mempersiapkan diri akan datangnya hari kiamat, bahkan dakwah Nabi Nuh ini diabadikan dalam satu surat khusus, surat Nuh.  Surat tersebut diawali dengan ayat-ayat berikut: "Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah), 'Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya azab yang pedih'.  Dia (Nuh) berkata, 'Wahai kaumku! Sesungguhnya aku ini seorang pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu.  (yaitu) sembahlah Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku." (Q.S. Nuh: 1-3)

-Dakwah Nabi Ibrahim kepada ayah dan kaumnya yang menyembah berhala:   "Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-Kitab (Alquran) ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.  Ingatlah ketika ia berkata kepada bapaknya; "Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang tidak mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikitpun?  Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebahagian ilmu pengetahuan yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus.  Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan. Sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.  Wahai bapakku, sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dari Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan". (Q.S. Maryam: 41-45)

-Dakwah Nabi Musa kepada Firaun untuk menyembah Allah dan membebaskan Bani Israil dari perbudakan, sebagaimana firman Allah: "Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Q. S. Thaha: 43-44).

-Dakwah Nabi Syu'aib kepada kaumnya, penduduk Aikah, untuk menyembah Allah dan berlaku jujur dalam perniagaan:  " Penduduk Aikah telah mendustakan rasul-rasul. Ketika Syuaib berkata kepada mereka: 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan. Dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan. Dan bertakwalah kepada Allah yang telah menciptakan kamu dan umat-umat yang dahulu." (Q.S. Asy-Syu'araa':176-184).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun