Mohon tunggu...
Abrosia Sihotang
Abrosia Sihotang Mohon Tunggu... -

Hidup memadukan Fikir dan Rasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi Atau Kesabaran

3 Februari 2015   00:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:56 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam dunia kerja, kita pastinya akan dipertemukan dengan orang-orang yang memiliki latar belakang keluarga sampai pendidikan yang berbeda, jadi banyak hal yang harus dipelajari dalam menjalin hubungan dengan rekan kerja tersebut. Mungkin ini sebuah kesalahan melakukan pembahasan ketika permasalahannya sudah muncul, seharusnya kan ini sudah terpikirkan jauh sebelum ada masalah yang muncul.

Anggap saja ini sebuah kasusu, berawal dari kehadiran seorang karyawati baru disebuah perusahaan yang ditempatkan dalam kelompok kerja, pada awalnya memang tampak tidak ada yang aneh, namun setelah menemukan kenyamanan dalam bekerja dan pengertian dari orang-orang dalam team menjadikan sang karyawati kelewatan nyaman sehingga mengira ruang kerjanya adalah kamar tidurnya, terlihat dari sikap dan tingkah lakunya, mengeluarkan suara-suara yang mengganggu, awalnya hal itu tampak konyol dan lucu, namun ternyata ruang kerja tidak selamanya memiliki atmosfir yang sama untuk menanggapi polah yang sama itu, sehingga sekarang sikap itu lebih mengganggu. Apa yang bisa dilakukan, menguras kesabaran seakan-akan kita sedang menumpang gelar kerjaan dikamar tidur orang, atau menegurnya dengan lembut ala guru TK?

Mungkin tidak semua orang memiliki kesabaran super tipis seperti saya, tetapi perlu ada proses pembelajaran disini, agar kejengkelan ini berlalu meninggalkan pelajaran buat semua pihak. Perlu memberikan ruang intropeksi bagi orang yang melakukan hal itu, dengan tidak menanggapi tingkahnya, akan sedikit ada perbantahan karena sang pelaku sudah merasa nyaman dengan keadaan itu, ketika ada yang menyusik kenyamanan akan ada perlawanan, itu yang harus diingat.

Berikutnya, melakukan teguran dengan percakapan yang agak kasar jika sudah tidak mampu melakukan percakapan dengan kelemah-lembutan, dua langkah yang belum tentu memberikan solusi tetapi patut dicoba.Saya kurang paham sebenarnya dalam kasus ini, mana yang paling dibutuhkan Toleransi bahwa orang itu memiliki cara kerja seperti itu atau kesabaran terhadap polah orang itu yang begitu adanya, atau sikap tegas terhadap dirinya untuk mengingatkan keberadaannya bukan dalam kamar tidur tetapi di ruang kerja kalau menurut saya yang paling tepat, tetapi semoga bisa menemukan cara yang paling damai untuk menyampaikan hal tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun