"ini Insia anak kedua dari empat bersaudara, emang agak ceroboh, tapi jago masak".
Insia menatap aneh sikap bundanya, apakah ia akan dijual.
Tidak tahu ia memang bukan anak baik, tapi apa tega bunda menjual anak gadis semanis Insia?
Insia menatap sedih bundanya, "bunda mau jual aku?" tanyanya dengan raut wajah tertekan.
Bunda menghela nafas mendengar perkataan anaknya, sungguh anak yang membangongkan.
Kedua tamu tersebut tertawa mendengar ucapan polos dari Insia. Bunda mencubit pelan perut Insia, tidak sakit hanya merasa geli.
"lucu ya Le" ujar om Ali melihat diiringi tawa ringan.
Insia merasa aneh dengan situasi seperti ini, jangan-jangan......
Setelah merasa cukup lama berbincang, tak terasa maentari sudah hampir menenggelamkan dirinya, waktu maghrib akan tiba tak lama lagi, percakapan hangat hari ini sudah cukup.
"Kita pulang dulu ya Hoyy, nanti lain kali kita kesini lagi, minta persetujuan sama anak gadismu itu". Tante Leha tersenyum kearah bunda, lebih tepatnya senyum menggoda.
Lalu setelah itu, tante Leha tersenyum melihat Insia. Mengelus lembut kepala Insia.