Mohon tunggu...
Lyfe

Pesta Demokrasi, Kok Sepi?

29 November 2017   21:19 Diperbarui: 29 November 2017   21:30 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Universitas Sriwijaya pada 7 November 2017 baru saja menyelenggarakan pesta demokrasi yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya yaitu pemilihan langsung calon presiden mahasiswa dan wakil calon presiden mahasiswa. Pada tahun ini ada dua pasangan calon yang lolos verifikasi KPU Unsri pasangan calon nomer urut 1 Trisno-Reza dan pasangan calon nomer urut 2 Deri-Ugi.

            KPU Unsri telah mengumumkan bahwa pasangan calon nomer urut 1 Trisno-Reza unggul dari pasangan calon nomer urut 2 dengan perolehan suara 6040 melawan 1940 dari 8280 pemilih. Namun, pada pemilihan tahun ini banyak sekali kontroversi yang terjadi, mulai dari dianggapnya keterlambatan berkas pasangan calon nomer urut 1 namun tetap diloloskan KPU Unsri, aksi protes karena dianggap ada kecurangan dalam hasil yang dikeluarkan oleh KPU Unsri, dan yang paling menjadi perhatian bagi saya adalah hanya ada 8280 mahasiswa yang menggunakan hak suaranya dari 28757 surat suara yang disediakan. Berarti hanya 28,79% pemilih yang menggunakan hak suaranya.

            Hal tersebut membuat saya sangat heran, kenapa hanya segelintir mahasiswa yang menggunakan hak suaranya. Mahasiswa yang dahulu dikenal kritis, idealis, dan sebagai agen perubahan, kini untuk datang ke TPS dan menggunakan hak suaranya saja sudah enggan.

            Ini juga menjadi pekerjaan rumah besar bagi KPU Unsri dalam penyelenggaraan PEMIRA (Pemilihan Mahasiswa Raya) selanjutnya. KPU Unsri harus lebih tegas dalam melaksanakan tugas-tugasnya, KPU dan BANWASLU Unsri juga sebaiknya diisi oleh orang-orang yang tidak terlibat dalam jajaran kepengurusan sebuah organisasi mahasiswa agar lebih objektif dalam menjalankan tugasnya dan menghindari terjadinya kecurangan sehingga tingkat kepercayaan mahasiswa terhadap KPU dan BANWASLU Unsri meningkat.

            KPU dan BANWASLU Unsri kedepannya harus melakukan sosialisasi mengenai PEMIRA secara aktif agar mahasiswa mengetahui dengan jelas kapan pelaksaan pemilihan, cara pemilihan yang baik dan benar, dan memperkenalkan pasangan calon secara merinci sehingga calon pemilih dapat mengenali calon presiden mahasiswa dan calon wakil presiden mahasiswa dengan baik. KPU dan BANWASLU Unsri juga harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum melaksanakan PEMIRA, agar KPU dan BANWASLU dapat memiliki data yang konkrit demi kesuksesan jalannya PEMIRA. Apabila hal-hal tersebut dilakukan menurut saya PEMIRA berikutnya pasti akan berjalan dengan meriah karena kesadaran dalam berpolitik di dalam kampus di diri mahasiswa pasti akan tumbuh dan membuat tidak ada calon pasangan yang merasa dirugikan.

            Saat ini PEMIRA telah usai, mari lupakan perpecahan pada saat pertarungan kemarin, mari kita kembali bersatu untuk mewujudkan Unsri yang lebih baik, mari kita hargai hasil yang telah di keluarkan oleh KPU dan BANWASLU Unsri, dan selamat kepada Trisno-Reza yang telah terpilih sebagai presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa semoga dapat menjalan tugasnya dengan sebaik-baiknya.  

             

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun