Mohon tunggu...
abraham raubun
abraham raubun Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Olah raga, kuliner

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Di Balik Mitos Daun Kelor

5 Oktober 2022   06:29 Diperbarui: 5 Oktober 2022   06:34 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mbah Tuni, begitu panggilannya. Perawakannya semampai, usianya waktu itu sekitar 70an, mungkin juga lebih. Di  usia senjanya masih tertinggal jelas gurat-gurat cantik masa muda pada parasnya. Tetangga yang baik, senang bercerita. Menurut kisah keluarga masih ada kaitannya dengan abdi dalem keraton Ngayogyakarto Hadi Ningrat.

Namun ada hal yang menarik. Ketika tubuhnya semakin renta dimakan usia, nampaknya tiba waktu kembali kepangkuan Khalik Sang Pencipta. Tetapi keluarga sempat dibuat gelisah. Pasalnya si mbah tak mudah melepas nyawa karena masih ada pusaka di dalam raga. Akhirnya setelah beberapa tangkai daun kelor diusapkan pada sekujur tubuh, tak lama mbah Tuni menghembuskan napas terakhirnya. Sebagian masyarakat  juga percaya tanaman kelor dapat nenangkal serangan ilmu sihir dan santet. Karena itu banyak yang menanamnya di depan rumah.

Terlepas dari mitos dibalik daun kelor, tanaman ini  kaya zat gizi. Kasiatnya cukup banyak. Bahkan,  di tahun 2018  Organisasi Pangan Dunia "Food and Agriculture Organization"  (FAO) sempat mencatatkan kelor sebagai "Crop of the year. Ini karena kelor diakui sebagai tanaman yang penuh manfaat.

Betapa tidak kelor banyak mengandung Antioksidan, berbagai vitamin, asam amino esensial dan sebagainya. Banyak digunakan sebagai anti peradangan. Dibuat sayur, air rebusannya diminum karena mengandung plafonoid dan alkaloid yang dapat mencegah peningkatan asam urat.

Konon tanaman yang dikenal dengan nama Moringa Oleifera ini berasal dari kaki pegunungan Himalaya yang membentang sepanyang Afghanistan, Pakistan, India, Tiongkok, Bhutan, Nepal dan Myanmar. Di Indonesia banyak dijumpai di daerah Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat.

Kelor termasuk tanaman yang mudah dibudidayakan. Sejatinya ini merupakan peluang bisnis untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di bidang kesehatan berbasis herbal karena bernilai ekonomi tinggi. Kini mulai banyak masyarakat di beberapa daerah di Jawa dan NTT misalnya mengusahakan olahan daun kelor ini. Ada yang dijadikan minuman teh, ada juga yang diolah dalam betuk bubuk yang dimasukkan dalam kapsul.
Itulah rahasia di balik mitos daun kelor. Faktanya kelor memang tanaman multiguna.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun