Mohon tunggu...
Abul Muamar
Abul Muamar Mohon Tunggu... Editor - Editor dan penulis serabutan.

Editor dan penulis serabutan. Suka menyimak gerak-gerik hewan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bertemu Grey, Bertemu Cinta dalam Kekerasan

8 Oktober 2015   11:38 Diperbarui: 8 Oktober 2015   11:38 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"I'd like to bite that lip."

Para pecinta film erotis pasti belum lupa dengan kalimat itu. Apalagi ia belum lama ini kita dengar. Betul: Fifty Shades of Grey.

Saya sendiri, entah apa yang menyetir saya menuliskan rangkuman cerita film yang diangkat dari novel karya Erika Mitchell, pengarang yang dikenal dengan nama pena E.L James, ini.

Porno? Bukan. Sama sekali bukan. Barangkali cinta. Cinta yang tak biasa meskipun kodrati.

Segera setelah wawancara yang payah dengan Christian Grey, Anastasia Steele termehek-mehek. Ia tak dapat menyembunyikan debar jantungnya dari teman kosnya, Kate Kavanagh. Beruntung, Kate tak marah, dan justru lebih tertarik mengawasi mimik wajahnya.

Kasmaran Ana -- sapaan Anastasia Steele -- sebenarnya kasmaran yang biasa. Kasmaran yang normal: Grey adalah pria yang tampan, luar biasa tajir, muda, seksi, jomblo pula. Maka terkejutlah ia tatkala mendapati yang dipuja-puja sudah nongol begitu saja di hadapannya saat ia bertugas di toko perabotan itu.

Sejak di titik itu, Ana, seperti dalam satu lagu yang jadi soundtrack film tersebut, mulai tak dapat 'thinking straight', berpikir jernih. Sejak dari saat ia melayani Grey berbelanja tali, selotip, dan keperluan-keperluan lain yang, jika dilihat dari sisi manapun dari Grey yang pengusaha muda kaya raya itu, sangatlah tak masuk akal. Kasmaran yang juga rentan diisi dengan laku-laku konyol, apalagi ketika antara yang diinginkan hati dengan kenyataan tak sejalan.

Benar saja, Ana pun mabok gegara Grey bilang ia bukan orang yang tepat. Lalu Grey cemas. Dan membawanya tidur (dalam arti harfiah) dan mengganti bajunya yang penuh muntah (masih dalam arti harfiah). Dan Ana terkesiap sesaat setelah siuman, dan baru melepaskan napasnya waktu mengetahui dirinya belum ada "disentuh".

Tapi Grey rupanya tak tahan berlama-lama menahan diri untuk tak "menyentuh". Sesapan panjang itu pun menerkam dan baru terlepas sampai perhentian lift berikutnya.

Dan apa yang terjadi setelah itu adalah cinta yang meledak.

"I wanna bite that lip," kata Grey, dengan napas yang membikin Ana pasrah mengangkat tangannya ke atas, membiarkannya terikat...by that rope, oleh tali yang Grey beli kemarin lalu.

Ana melayang bersama cinta sadomasokhistis yang ia terima dari Grey. Seperti halnya keekstriman yang ia dapat di ruang permainan itu, seperti itu pula wisata kemesraan yang ia peroleh: pergi ke Seattle dengan helikopter, memandangi panorama alam dari langit di atas pesawat capung yang canggih....

Sembari memikirkan, dan mencoba menegosiasikan isi perjanjian kontrak yang gila itu, makin hari Ana justru makin jinak. Makin mengerti bagaimana 'pace', irama, yang dirancang Grey dengan sangat teliti itu teralur. Walaupun tiap kali sehabis melewatinya ia merasa sedih: Grey tak berada di sampingnya di ranjang yang sama.

"As I told you, I don't sleep with anyone!" tegas Grey untuk kesekian kalinya.

Sedih, senang, tangis, tawa, canda, rindu, sesal...

Sampai di sini, barangkali terungkaplah sudah kenapa saya menuliskan sinopsis ini. Romantika itu. Romantika yang tak biasa. Romantika yang tetap saja indah, sebagaimana romantika-romantika yang pernah ada. Romantika yang pantang dilevel-levelkan. Biarpun kelanjutannya benar-benar tak lazim: hukuman, siksaan, pukulan, cambukan, kesenangan si 'dominant', kesedihan si 'submissive'.

Bagi saya, ketakwajaran yang mendominasi dalam film ini justru yang membuatnya "patut" untuk dinikmati. Darinya, terbebas dari soal bagaimana ketidakwajaran yang lebih kerap disebut ketidakpatutan itu, kita justru disuguhkan satu "seni mencintai" yang lain: BSDM (abreviasi dari Bondage - Discipline - Domination and submission - Sadism and masochism -- suatu bentuk berhubungan seks yang melibatkan pemeranan, antara pihak tuan yang sepenuhnya mengontrol dengan pihak yang sepenuhnya dikontrol, dengan perbudakan, dengan kesadisan, dengan kekerasan....

Sadomasokhisme (gabungan sadisme dan masokhisme) yang diterima Ana dari Grey, dalam film ini, tak sepenuhnya seperti apa yang kita bayangkan. Bayang-bayang traumatik Grey yang ia dapat dari masa kecilnya, yang tumbuh menjadi semacam penyakit itu, cukup berhasil dihempaskan oleh kekuatan cintanya pada Ana, dan sebab itu di sana kita menemukan roman, bukan kekerasan.

Meskipun pada akhirnya ia tetap tak dapat dipulihkan. Meskipun Ana kemudian memilih menyerah. (*)

 

Catatan:

*Istilah sadis berasal dari nama Marquis de Sade, aristokrat dan filosof asal Prancis yang sepanjang hidupnya fokus pada pornografi dan erotisme.

*Istilah masokhisme berasal dari nama Leopold Ritter von Sacher-Masoch, seorang penulis dan wartawan berkebangsaan Austria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun