Mohon tunggu...
Abiyadun Masykur
Abiyadun Masykur Mohon Tunggu... -

Praktisi muda pertanian, Perkumpulan Alumni Muda Institut Pertanian Bogor (PADI)

Selanjutnya

Tutup

Money

Menakar Kesiapan Pangan Menghadapi Lebaran 2017

9 April 2017   17:55 Diperbarui: 10 April 2017   01:30 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Humas Kementerian Pertanian (2015)

Bicara soal pangan artinya menyangkut kebutuhan hidup manusia. Pasalnya, secara filosofi pangan memiliki arti sebagai kebutuhan hidup. Hakekatnya, manusia membutuhkan pangan tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Artinya, kebutuhan akan pangan tidak bisa ditunda dan dibuat jarak atau batasan agar manusia menunda dalam mengakses pangan.

Sebab, kebutuhan pangan yang besar memiliki korelasi yang signifikan dengan penambahan jumlah penduduk. Menurut, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Surya Chandra Surapaty (2015), persentase pertumbuhan rata-rata penduduk Indonesia saat ini setiap tahunnya mencapai 1,49%. Ini berarti bahwa setiap tahunnya penduduk Indonesia bertambah 4,5 juta orang (hampir sama dengan jumlah penduduk Singapura).

Selain itu, Indonesia sebagai negara berkembang dan merupakan negara yang sedang mempersiapkan diri untuk mencapai pertumbuhan, tentunya tuntukan akan kontribusi sektor pertanian terutama ketersediaan pangan sebuah keniscayaan. Menurut G.M. Meiir dan R.E. Baidwin dalam bukunya ‘Economic Development Theory History and Policy’, Indonesia masuk kedalam negara berkembang yang dicirikan dengan Jumlah penduduk yang sangat banyak, pendapatan perkapita kategori menengah, kualitas fasilitas kehidupan yang belum layak dan sebagainnya.

Oleh karena itu, sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduknya yang tinggi, kesiapan pangan terlebih menghadapi kebutuhan menjelang hingga Lebaran sebuah keniscayaan sehingga harus benar-benar dipastikan tersedia. Baik itu stoknya maupun kualitasnya yang aman dikonsumsi.

Ahli Ekonomi terkemuka dari Amerika, Walt Whitman Rostow mengatakan dalam tahapan pembangunan ekonomi suatu negara, ada yang dikenal dengan tahapan prasyarat lepas landas. Tahap ini merupakan masa transisi dimana ketika suatu masyarakat telah mempersiapkan dirinya, atau dipersiapkan dari luar untuk mencapai pertumbuhan yang mempunyai kekuatan untuk terus berkembang. Pada tahapan ini, kemajuan sektor pertanian menjadi variabel utama diperlukan untuk menjamin ketersediaan bahan makanan bagi penduduk yang bertambah dan agar penduduk kota yang banyak akibat industrialisasi dapat memperoleh bahan makanan yang cukup.

Korelasi signifikan antara pertumbuhan penduduk dengan kesiapan pangan pun dipertegas oleh ekonom politik terkenal asal Inggris, Thomas Robert Malthus. Dalam teorinya Malthus mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk mengikuti deret ukur sedangkan pertumbuhan ketersediaan pangan mengikuti deret hitung. Teori tersebut menghendaki produksi pangan melebihi dari pertumbuhan penduduk.

Tentang hal ini, telah disadari sepenuhnya oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, dan Bulog. Pemerintah menaruh perhatian tinggi soal pangan. Untuk itu, pemerintah jauh-jauh hari telah menyiapkan pasokan pangan dari produksi dalam negeri dan berbagai upaya lain untuk menjamin ketersediaan atau pasokan pangan strategis dalam memenuhi kebutuhan yang tinggi mulai menjelang hingga setelah bulan Ramadhan, yakni pada bulan April hingga Juni 2017.

Faktanya, kesiapan pemerintah menjamin pangan tersebut terungkap dalam rapat koordinasi Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan membahas ketersedian stok pangan dan upaya menstabilkan harga untuk kebutuhan sebelum sampai sesudah bulan Ramadhan di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Senin (27/3/2017). Pangan strategis tersebut di antaranya meliputi beras, daging sapi, daging ayam, telur, gula, bawang merah, cabai, dan minyak goreng. Walaupun bulan Maret 2017 lalu, BPS merilis bahwa deflasi sudah terjadi untuk kebutuhan pangan sehingga ada kenaikan 10 hingga 15 persen untuk Ramadan dan Lebaran, Pemerintah tetap berkomitmen menjaga harga pangan ini stabil. Pasalnya, kenaikan harga pangan tersebut kerap terjadi setiap tahunnya akibat ulah pedagang dan oknum tak bertanggung jawab.

Lalu, seberapa banyak kondisi stok pangan Indonesia saat ini yang mampu menjamin kebutuhan menjelang dan pra Lebaran tersebut?.  Pertama, data Kementerian Pertanian menyebutkan ketersediaan beras menjelang hingga  mencapai 13,34 juta ton, sehingga dapat katakan surplus 42,44 juta ton. Oleh karena itu, ketersedian beras dari mulai menjelang puasa, selama puasa dan setelah lebaran tahun 2017 dipastikan aman.

Kedua, stok daging sapi saat ini yang dimiliki pemerintah mencapai 40 ribu ton. Bahkan pemerintah berencana akan menambah stok mencapai 50 ribu ton. Sementara kebutuhan daging sapi untuk bulan Ramadhan hanya 30 ribu ton. Artinya, stok daging saat ini sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga setelah Lebaran.

Ketiga, ketersediaan gula pasir pun aman. Stok yang dimiliki pemerintah dari awal tahun hingga setelah Lebaran surplus 131.401 ton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun