Mohon tunggu...
Abi Permana
Abi Permana Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menulis

Bertamasya dengan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dari Monumen Bersejarah Ini, AHY Sampaikan Pesan Perdamaian

27 Januari 2018   16:01 Diperbarui: 27 Januari 2018   16:07 673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebagai masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat di Ambon, ada yang sedikit membekas di ingatan kita semua. Peristiwa pilu di tahun 1999 silam merupakan luka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Meski begitu, berbagai daya dan upaya yang telah dilakukan pemerintah saat itu telah membuahkan hasil. Upaya pemulihan konflik tersebut kemudian terpampang nyata dalam sebuah gong raksasa yang bertajuk Gong Perdamaian Dunia. Gong ini menjadi simbol persatuan dan memperat semua elemen masyarakat yang memiliki suku, ras, dan agama yang berbeda.

Monumen Tugu Gong Perdamaian Dunia ini juga bentuk refleksi diri Bangsa tentang bagaimana seharusnya toleransi dalam bernegara itu dilaksanakan. Melalui Monumen ini, para generasi Indonesia di masa depan diharapkan dapat mewujudkan sebuah peradaban kehidupan yang lebih baik lagi daripada generasi pendahulunya.

Saya di sini tidak akan membahas konflik yang pernah berkecamuk di tanah pahlawan nasional, Kapitan Pattimura tersebut. Saya ingin mengingatkan kita semua bahwa dari pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya tersebut, ada hikmah yang bisa dipetik, lalu mengimplementasikannya dalam kehidupan bermasyarakat.

Menyikapi fenomena saat ini atau di era millenial dengan tren sosial media yang meningkat drastis, persatuan dan kesatuan antar-anak bangsa menjadi sasaran tembak. Tak dapat dipungkiri dengan lalu lintas informasi yang tak terkendali dapat menjadi biang kerok tergerusnya kerukunan dan persatuan. Selain itu, kurangnya kecakapan dalam menggunakan media sosial dengan selaiknya adalah salah satu faktor konflik terus eksis hingga hari ini.

Namun, di balik itu semua, kita tampaknya boleh bersikap optimistis dalam menatap masa depan. Karenanya, ada salah satu tokoh muda yang kembali mengingatkan kita tentang pentingnya persatuan dan kesatuan. Dia mengajarkan kita untuk move on dari konflik yang pernah mendera bangsa ini dan tak mudah untuk terpancing dalam pertikaian-pertikaian yang nyatanya sangat merugikan kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Dalam kunjungannya ke Ambon, Kamis, (25/1) lalu, ia mengatakan kita harus menghindari segala bentuk pertikaian. Ia mengajak kita untuk brgandengan tangan untuk menyongsong masa depan Indonesia, masa depan yang emas.

Untuk mencapai itu tentu tidak mudah. Ia meminta segenap anak-anak bangsa untuk bersinergi, berkolaborasi mulai dari tingkat daerah hingga nasional, bahkan dunia.

Persatuan adalah faktor penting jika kita sebagai bangsa Indonesia ingin tampil terdepan di antara bangsa-bangsa yang lain. Melalui pesan persatuan yang dibawa AHY tentu kita bisa satu suara.

Ia mengingatkan kita perdamaian dimulai dengan tindakan yang dipandu dengan prinsip moral dan etika masyarakat sehari-hari. Bagaimana kita memperlakukan tetangga kita, orang yang berpapasan dengan kita di jalanan, sesama murid dan guru di sekolah, dan juga kolega di tempat kita bekerja.

Melihat rekam jejak AHY, tentu pesan tersebut tidak bisa dipandang sebelah mata. Buktinya dengan pengabdiannya dalam menjaga perdamaian, ia mendapat penghargaan Ten Outstanding Young Persons (TYOP) dari Junior Chambers International Indonesia (JCI Indonesia).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun