Mohon tunggu...
Abi Permana
Abi Permana Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Menulis

Bertamasya dengan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reuni Alumni 212, Anies dan Jokowi

3 Desember 2017   19:27 Diperbarui: 3 Desember 2017   19:37 2178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: tempo.co

Pertanyaan apakah aksi reuni alumni 212 lalu bermuatan politis atau tidak, jawabannya masih simpang siur. Bahkan, di dalam tubuh penyelanggara aksi 212 terdapat perbedaan pendapat mengenai hal di atas.

Pembina Presidium Alumni 212 yang juga menjadi anggota tim advokasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa-MUI, Kapitra Ampera mengatakan aksi reuni alumni 212 adalah kegiatan politik. Aksi ini untuk mengkonsolidasikan umat Islam sehingga menimbulkan kesadaran agar memilih pemimpin, baik kepala, maupun di legislatif melalui pilpres untuk memilih umat Islam yang berkualitas memimpin republik ini.

Kapitra juga dengan tegas juga mengatakan saat ini umat Islam ingin berkuasa melalui jalur-jalur konstitusional.

Beda halnya dengan Kapitra, Juru Bicara FPI yang juga mengorganisasi reuni alumni 212, Slamet Maarif mengatakan tudingan adanya muatan politis adalah berlebihan dan dikeluarkan oleh mereka yang belum move on dari kejadian pilkada.

Ya, sudah, daripada memperpanjang perdebatan antara politisasi agama atau apalah itu, alangkah baiknya kita melihat berita yang berseliweran di media online saat ini. Terdapat beberapa tokoh yang tampil di reuni tersebut, seperti Anies Baswedan, Fahri Hamzah, Fadli Zon, Amien Rais, hingga musisi kondang yang terjun ke politik, Ahmad Dhani. Masing-masing dari mereka tampil di hadapan ratusan ribu massa yang memadati Monas. Namun, ada satu tokoh yang menarik perhatian dan digadang-gadang sebagai tokoh sentral dalam reuni alumni 212 tersebut.

Pada pidatonya, ia kembali mengungkapkan peristiwa atau aksi lama yang berlangsung damai. Ya, dia adalah Anies Baswedan, Gubernur DKI yang baru enam minggu menjabat.

Reuni aksi 212 kemudian mengindikasikan pula bahwa terjalinnya hubungan antara aspirasi umat dan ketokohan seorang Anies Baswedan dalam arus pergerakan Islam. Terhitung bukan sekali ini saja ia melebur dengan kekuatan basis umat Islam. Ke depannya tentu tidak mungkin konsolidasi ke arah penyatuan basis umat akan gencar dilakukan.

Munculnya Anies Baswedan di tengah basis umat yang sangat besar tampaknya sudah menjadi modal besar baginya untuk mengalahkan petahana dalam kontestasi presiden dua tahun lagi. Ditambah dengan persepsi yang coba digiring pada aksi tersebut adalah Jokowi tidak ramah terhadap umat Islam.

Hal tersebut tidak terlintas begitu saja di benak saya. Namun, setelah membaca pernyataan dari Slamet Maarif, semakin memperjelas hal yang abu-abu tersebut.

"Kami alumni 212 merasakan 3 tahun pemerintahan sekarang tidak terlalu ramah kepada umat Islam. Bahkan kami rasakan semakin lama makin menggigit umat Islam. Ada bagian dari kami merasakan pemerintah ada indikasi islam fobia," ujar Slamet.

Pernyataan Slamet menjurus kepada kriminalisasi ulama yang terjadi selama ini. Untuk itu ia meminta Presiden Joko Widodo segera menghentikan kasus yang menimpa Habib Rizieq.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun