Fokus pada pembangunan infrastruktur yang digaungkan oleh pemerintah saat ini berbuah apresiasi yang besar dari masyarakat luas. Berdasarkan hasil survei Poltracking baru-baru ini, masyarakat menilai pemerintah berhasil dalam membangun infrastruktur dengan angka polling sebesar 69 persen.
Namun, di balik itu semua kondisi ekonomi masyarakat bisa dibilang berada di kondisi yang belum memuaskan. Apakah artinya tujuan pemerintah membangun infrastruktur untuk memajukan perekonomian masyarakat belum tercapai? Atau apakah pembangunan tersebut hanya bersifat semu karena ada sektor yang lain yang terlupakan?
Hasil survei Poltracking Indonesia menyimpulkan masyarakat terbelah dalam menilai kinerja pemerintahan dalam bidang ekonomi. Angka yang diperoleh pun berimbang, yakni masing-masing 46,5 persen. Ini berarti di tengah prestasi pembangunan menurut perspektif pemerintah tersebut belum menyentuh semua kalangan. Masih ada sebagian masyarakat yang belum menikmatinya.
Selain itu, terdapat pula beberapa catatan dalam kinerja pemerintahan selama ini. Masyarakat saat ini merasa pemerintah belum mampu mengendalikan harga kebutuhan pokok, menciptakan lapangan kerja, dan menurunkan angka pengangguran.
Pada kasus pengangguran, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2017 telah terjadi kenaikan jumlah pengangguran di Indonesia sebesar 10.000 orang menjadi 7,04 juta orang. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan jumlah angkatan kerja di Indonesia.
Pengangguran dan lapangan kerja adalah hal yang berkaitan langsung. Masifnya pembangunan infrastruktur ternyata belum mampu menyerap tenaga kerja. Oleh karena itu, permasalahan meningkatnya angka pengangguran dan minimnya lapangan kerja masih terjadi. Selain itu, industri swasta atau pemerintah belum mampu berkontribusi dalam menekan angka pengangguran karena minimnya penyerapan tenaga kerja di tengah meluapnya angkatan kerja.
Keberhasilan pembangunan infrastuktur nyatanya belum sesuai dengan harapan  untuk meningkatkan kondisi perekonomian. Keberhasilan tersebut masih terasa semu. Sebaiknya pemerintah balance dan merata dalam membangun, sehingga tidak ada sektor yang terbengkalai. Jika fokus kepada satu sektor saja malah akan terjadi efek domino. Kemudian yang terjadi bukannya menambah masalah tetapi menambah masalah yang sudah semrawut.
Patut menjadi catatan bahwa fokus dalam membangun infrastruktur bukanlah tanpa resiko. Harga komoditas yang masih tertekan ditambah perlambatan ekonomi, membuat target penerimaan negara bisa meleset. Pada gilirannya berpotensi memperbesar defisit angggaran dan menambah beban utang negara.