Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Oase

22 Juli 2018   19:21 Diperbarui: 22 Juli 2018   19:24 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika kebutaan menjadi panglima
Maka kerjap cahaya adalah oase
Kelebat sinar adalah kemewahan
Dan lilin adalah surga

Meskipun ayahmu sang lampu LED
Ibumu adalah ratu luminasi
Tapi kemana hendak engkau memandang
Jika kegelapan sempurna menghijab dibalik kelopak

Dan aku hanyalah seekor kunang-kunang
Tak sengaja hinggap di tepi kanan otakmu
Mengerjap sesekali dalam nuansa kuning terang
Memicu sungging senyum di ujung bibirmu

Lembut lisanmu mengurai pesan
Bahwa surga terdengar utopia
Kemewahan tiada menjamin senyuman
Maka cukuplah oase ini menggenangkan bahagia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun