Mohon tunggu...
Abioyiq
Abioyiq Mohon Tunggu... Administrasi - Pegendara Masa

Menulis menyalurkan redundansi agar tak menjadi keruntuhan diri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berdamai dengan Masa Lalu

16 Maret 2018   22:31 Diperbarui: 16 Maret 2018   22:47 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Al Ghazali pernah menyampaikan tentang sesuatu yang teramat jauh
Ia lah masa lalu, amat jauh hingga musykil didatangi kembali
Ia mengambil berbagai peran dalam skenario lauh mahfuzh
Bagian besarnya tertinggal di ruang-ruang bumi
Sebagiannya tersembunyi di akar-akar dendrit
Menjadi saksi bisu yang tak beranjak pergi
Di situ menunggu denyut nadi berhenti
Bertualang setia berkendara waktu

Ia laksana manusia
Kala muda bertubuh kekar
Bergerak lincah menumbuhkan
Bergegas tanggap menumbangkan
Seolah kendara waktu tiada bertanda
Beranjak dewasa lalu berdamai dengan logika tuannya
Merubah peran antagonis menjadi protagonis, terkadang sebaliknya
Hingga tiba usia kala bertarung dengan kemunduran-kemunduran organ

Aku, kamu dan semua adalah produk tempaan masa lalu
Sebagian kita tertinggal di masa itu
Sebagian kita merangsek maju karenanya
Tapi usah resah dan simpan saja adrenalinmu
Kini mereka hanyalah lansia dengan kemunduran-kemunduran organ
Nikmati saja rivalitas kita dalam tarikan nafas berat
Bersama menyambut usia ketika ilham mudah bertandang
Dan masa lalu menguning di akar dendrit

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun