Al Ghazali pernah menyampaikan tentang sesuatu yang teramat jauh
Ia lah masa lalu, amat jauh hingga musykil didatangi kembali
Ia mengambil berbagai peran dalam skenario lauh mahfuzh
Bagian besarnya tertinggal di ruang-ruang bumi
Sebagiannya tersembunyi di akar-akar dendrit
Menjadi saksi bisu yang tak beranjak pergi
Di situ menunggu denyut nadi berhenti
Bertualang setia berkendara waktu
Ia laksana manusia
Kala muda bertubuh kekar
Bergerak lincah menumbuhkan
Bergegas tanggap menumbangkan
Seolah kendara waktu tiada bertanda
Beranjak dewasa lalu berdamai dengan logika tuannya
Merubah peran antagonis menjadi protagonis, terkadang sebaliknya
Hingga tiba usia kala bertarung dengan kemunduran-kemunduran organ
Aku, kamu dan semua adalah produk tempaan masa lalu
Sebagian kita tertinggal di masa itu
Sebagian kita merangsek maju karenanya
Tapi usah resah dan simpan saja adrenalinmu
Kini mereka hanyalah lansia dengan kemunduran-kemunduran organ
Nikmati saja rivalitas kita dalam tarikan nafas berat
Bersama menyambut usia ketika ilham mudah bertandang
Dan masa lalu menguning di akar dendrit