Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Jurnalis Warga (JW) cbmnews.net, Divisi OSDM Panwascam Larangan, Koord. JW Belik Kab. Pemalang -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk Perubahan - Jangan Pernah Berhenti untuk Belajar - Selalu Semangat dan Berkarya melalui ide dan gagasan yang dituangkan dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Ojek Online Mulai Menggeliat di Desa

18 Juni 2018   21:26 Diperbarui: 18 Juni 2018   21:35 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
facebook.com/Grab-Palembang-Indonesia

Kemudahan akses untuk mendaftarkan diri menjadi pekerja Ojek Online (OJOL), sebanding dengan perkembangan media teknologi smartphone yang saat ini hampir dimiliki setiap orang, sampai lingkup Desa menyebabkan pelayanan semakin praktis. Diantaranya kemudahan untuk memesan kendaraan Ojek Online baik kendaraan motor maupun Mobil. Hal ini sudah sampai lingkup Desa, kalau dicek di aplikasi Ojek Online baik itu GRAB, Go-Jek sudah tersedia pelayanannya.

Di Desa tempat tinggal penulis, Desa Sitanggal Kecamatan Larangan Kabupaten Brebes pun sudah tersedia untuk pelayanan Ojek Online, dalam hal ini GRAB. Para ojekers mulai gencar mempromosikan pelayanannya di Media sosial, terutama Facebook. Ternyata kemudahan pendaftaran menjadi pekerja Ojek Online sangat mudah, bisa secara Online dan praktis. Sehingga, memudahkan banyak pekerja mencari peluang menjadi pekerja Ojek Online.

Cara mendaftarnya sangatlah mudah, menurut infotegal.com, Setelah Go-Jek hadir di Tegal, kini Grab pun mulai membuka pendaftaran driver Grab Bike dan Grab Car untuk wilayah Tegal, Brebes, dan Pemalang. Caranya pun cukup mudah cukup bawa KTP, STNK, SIM A/C, SKCK ( bisa menyusul). Untuk kendaraan minimal tahun 2006 (Grab Bike) dan 2010 (Grab Car). Semuanya gratis tanpa biaya apapun.

Animo Pengguna Jasa Ojek Online di Desa

Meskipun kemudahan itu ada dan berpeluang, namun ternyata daya minat masyarakat itu kurang, selain masyarakat yang mayoritas memiliki kendaraan motor, juga beberapa yang masih menggunakan jasa kendaraan konvensional dengan angkutan Desa (Angdes). Seringkali para pengguna menggunakan jasa offline karena tidak memiliki aplikasi.

Justru, minat penggunaan jasa ojek online lebih efektif di wilayah Kabupaten, dalam hal ini di Kabupaten Brebes. Menjamurnya ojek online seringkali menjadi alternatif untuk menembus kemacetan dan memudahkan perjalanan baik bagi para pekerja, siswa sekolah, mahasiswa maupun profesi lain yang membutuhkan waktu cepat agar sampai ke tujuan. Ternyata menurut pantauan penulis, memang di Desa meskipun kemudahan akses sudah ada, namun pengguna jasa masih kurang animonya.

Tantangan Pengguna Ojek Online

Di depan mata penulis, menyaksikan saat pengendara ojek online melewati base camp ojek konvensional. Padahal, dia hanya melewati tanpa membawa penumpang, langsung ditegur oleh salah satu tukang ojek ," Woooi...mondar mandir terus, ini wilayah kami !!!," . Ia merasa tersaingi dan tidak terima dengan kehadiran ojek online di wilayahnya.

Resiko pekerjaan, persaingan usaha seringkali membutakan mata, sehingga kita mungkin pernah melihat atau menyaksikan di media, ada tukang ojek Online di aniaya oleh para ojek konvensional yang merasa tidak terima lahannya diambil. Seringkali dengan persaingan usaha, menjadi seseorangkalap dan bertindak main hakim sendiri. Tentu, hal ini tidak dibenarkan didalam hukum, karena melakukan tindakan yang bertentangan dengan aturan.

Pengalaman penulis, saat di malam hari sekitar pukul 00.15 wib, memesan ojek online GRAB. Sebelumnya ditawari oleh tukang ojek dan mematok harga 40 ribu, padahal lokasi tidak terlalu jauh. Kalau malam, memang seringkali para tukang ojek mengambil kesempatan dan mengetok harga berlipat, ditawar pun tidak mau. Akhirnya penulis menggunakan aplikasi Ojek Online dan menemukan pengendara GRAB, dalam hitungan detik ia menelepon. Namun, ia meminta penulis untuk menuju ke lokasi belakang, sejurus kemudian pengendara GRAB itu datang dan memakai jaket biasa, serta menawarkan helm yang biasa, namun tetap safety dan SNI, hanya saja tidak ada logo GRAB.

" Demi menghindari mereka mas, kami saat ini belum berani terbuka, masih kucing-kucingan," ujarnya. Dengan biaya 10 ribu akhirnya penulis diantar pengendara GRAB menuju lokasi, untuk tambahan, penulis memberi 20 ribu, lebih bagus daripada harus bayar 40 ribu ke tukang ojek konvensional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun