Sepintas ilmiah ketika menyebut kata "jurnal", namun ketika disandingkan dengan isme menjadi jurnalisme, khalayak langsung berkata,ooh Wartawan yah. Sebuah kata Jurnalisme seolah sudah familiar di telinga masyarakat. Tentu hal ini efek media yang berkembang, seringkali di media disebut kata jurnalis.
Padahal sebetulnya apa itu Jurnal dan isme itu ? Tentu kata isme mengandung arti sebuah paham, misalnya pluralisme, egoisme, terorisme dan banyak isme lainnya. Lalu bagaimana dengan jurnal. Ada persamaan perubahan kata antara jurnal dengan plural, masing-masing mengalami tahapan dari jurnal-jurnalis-jurnalisme, begitu juga plural-pluralis-pluralisme.
Penulis dikenalkan istilah jurnalis baru sekitar tiga tahun lalu, meskipun ternyata sebelumnya pernah mengalami kegiatan jurnalis pada masa-masa SMA. Menurut sumber wikipedia, jurnalisme mempunyai arti catatan harian ataua catatan mengenai kejadian sehari-hari dapat juga diartikan sebagai surat kabar. Jurnal ternyata berasal dari istilah bahasa latin jurnalis, yaitu orang yang melakukan kegiatan jurnalistik.
Bagaimana dengan Jurnalisme Warga ?
Kalau kita sering menonton dan mengamati berita, ada ruang untuk liputan berita Citizen Journalism (CJ), semisal di Net TV ada CJNet. CJNet memuat kegiatan atau liputan story yang dibuat oleh warga, bukan dari profesional wartawan. Ini menarik, karena memberi ruang untuk warga agar bisa berkarya.
Masih menurut Wikipedia, Jurnalisme warga (JW) adalah kegiatan partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi dan berita. Sehingga dari pengertian tersebut, JW bisa berasal dari warga dan berbagai profesi dan ketentuan syarat pendidikan dan lainnya, yang terpenting mampu melakukan penyampaian informasi yang akurat sesuai kaidah-kaidah jurnalistik.
Komunitas Celoteh Brebes membangun (CBM) yang digawangi oleh H. Bahrul Ulum, SE, Msi sebagai inisiator munculnya Jurnalisme Warga di Kabupaten Brebes. Sekitar 3 tahun lalu, mengawali pelatihan jurnalis warga yang dibimbing langsung oleh dirinya dan wartawan senior, Kuntoro Tayubi, S.IP ( saat ini sebagai kontributor metrotvnews.com) untuk memberi bekal dasar jurnalistik untuk memunculkan embrio jurnalis warga di Brebes.
Tulisan pertama Penulis di Suara Merdeka
Bukan bermaksud ujub (merasa sombong dengan tindakan atau prestasi), namun hanya sebuah kebanggaan yang dahulu hanya sebuah impian. Dulu sempat berfikir, ingin menulis berita lalu dimuat di media surat kabar, caranya bagaimana ? Sedangkan penulis bukan seorang wartawan atau tidak memiliki kenalan seorang wartawan. Hanya angan-angan kosong belaka saat itu, seolah sesuatu hal yang tidak mungkin.
Follow up dari kegiatan Pelatihan adalah dibuat grup inbok facebook, saat itu Whatsapp belum familiar sekitar tahun 2015. Setiap peserta diharapkan bisa mengirimkan berita yang nantinya akan dikupas bersama dan diedit oleh wartawan Senior.