Mohon tunggu...
Abimanyu Gilang Saputro
Abimanyu Gilang Saputro Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hanya mas mas biasa yang ingin berpendapat dan saling bertukar ide

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pancasila dan Kaum Milenial, Tidak Bisa Sejalan?

10 November 2020   21:00 Diperbarui: 10 November 2020   21:29 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pancasila merupakan dasar negara kita, yang digunakan sebagai sumber segala kaidah yang mengatur tatanan hidup masyarakat. Akan tetapi bagaimana Pancasila berperan dalam kehidupan kaum milenial ini? Kaum yang sangat melek terhadap perkembangan teknologi.

Ya, tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi berkembang dengan sangat pesat. Membawa berbagai budaya baru serta dampaknya terhadap tatanan kehidupan masyarakat. Budaya yang dianggap sebagai acuan dalam kehidupan bermasyarakat. Merubah total kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang seakan menciptakan ideologi baru. Ideologi yang tentunya berbeda dengan nilai nilai yang ada pada Pancasila.

Lantas dimana Pancasila yang menjadi ideologi kita? Apakah Pancasila hanya sebuah tulisan yang terdapat dalam naskah pembukaan UUD 1945? Apakah Pancasila tak dapat bertahan dari gempuran budaya-budaya yang masuk akibat pengaruh globalisasi? Apakah seperti itu? Tentu saja tidak.

Kelemahan tidak dapat ditemukan di Pancasila, karena Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang telah menyatu dan mengalir dalam darah kita. Namun kenapa perannya sebagai ideologi seolah tergantikan dengan budaya baru yang masuk? Apakah yang menjadi kelemahan adalah kaum milenial itu sendiri? Bisa saja.

Kaum milenial, apa definisi kaum milenial? Berdasarkan KBBI milenial adalah orang atau generasi yang lahir pada tahun 1980-an dan 1990-an, yang kehidupan generasi tidak dapat dilepaskan dari tekonologi informasi, terutama internet. Dilansir dari quipper.com bahwa pola pikir kaum milenial cenderung idealis, jika merasa ada aturan yang tidak sesuai dengan ideologinya maka akan ditinggalkan.

Dari penyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kaum milenial berpikir sangat idealis, artinya perkembangan teknologi dan arus globalisasi ini sangat mempengaruhi pola pikir mereka. Wawasan yang terbuka luas, pandangan yang terlalu jauh, justru seakan menjadi bahaya. Kenapa ? karena nilai nilai Pancasila cenderung terlupakan. Tergantikan oleh sebuah paham baru yang masuk.

Tapi baru-baru ini ada kasus yang menunjukkan kaum milenial sangat peduli pada Pancasila. Yakni mereka peduli pada adanya undang-undang baru yang dinilai tidak sesuai dengan Pancasila. Akan tetapi, Pancasila mana yang mereka perjuangkan? Kalau Pancasila benar-benar mereka perjuangkan tidak akan ada namanya tawuran, kerusuhan, bullying, dsb yang disebabkan oleh kaum milenial.

Jika ditanya apa itu Pancasila dan dimana pasti mereka tau. Akan tetapi, ada satu hal yang mereka lupakan, hal yang sangat mendasar. Yakni letak Pancasila yang sesungguhnya. Letak Pancasila yang sesungguhnya bukan ada di pembukaan UUD 1945, akan tetapi didalam diri mereka sendiri. Hal yang harus dilakukan saat ditanya dimana dan apa Pancasila yang mereka perjuangan bukan dengan mencarinya. Namun dengan kesadaran diri.

Sadar bahwa Pancasila itu ada dalam diri, sadar akan pentingnya Pancasila dalam diri mereka untuk kehidupan mereka. Jika kaum milenial ini sadar akan Pancasila dalam diri mereka, globalisasi justru adalah sebuah alat yang dapat digunakan agar Pancasila semakin eksis dan semakin kuat nilai-nilainya.

Budaya yang masuk kini seakan menjadi ideologi baru bagi kaum milenial karena kurang sadarnya mereka terhadap Pancasila. Nilai-nilai yang ada dalam Pancasila jauh lebih baik dan sesuai diterapkan di Indonesia sebagai tatanan kehidupan daripada budaya-budaya baru yang masuk tersebut.

Jadi tidak sejalannya Pancasila dengan kaum milenial adalah karena satu hal ini, yakni kesadaran. Dengan sadarnya bahwa di dalam diri mereka terdapat Pancasila , budaya yang masuk akibat pengaruh globalisasi maka akan dapat disisipkan nilai Pancasila didalamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun