Mohon tunggu...
Abim
Abim Mohon Tunggu... Lainnya - Pecundang gagal

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Ayam dan Sang Ular

8 April 2022   15:01 Diperbarui: 8 April 2022   15:06 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada suatu pagi yang cerah induk ayam dan anak-anaknya yang berjumlah lima ekor keluar dari kandang untuk mencari makan. Mereka begitu semangat setiap pagi hingga pulang menjelang malam. 

Ladang dan hutan adalah tempat favorit mereka, karena disana banyak tumbuh tanaman biji-bijian dan cacing tanah.


Ketika sore menjelang induk ayam dan anak-anaknya akan pulang karena matahari mulai terbenam dan mereka pun merasa telah kenyang.

 Saat setengah perjalanan, mereka bertemu dengan sekumpulan kera yang sedang berpesta dan menari begitu riang.


"Mama, ayo kita liat dulu mereka dan kita ikut menari" ucap salah satu anak ayam kepada induknya.


"Baiklah, tapi jangan terlalu lama ya karena hari sebentar lagi malam" Ujar induk ayam.


Kemudian mereka menonton dan ikut menari bersama para kera. Setelah beberapa saat induk ayam mengajak kepada anak-anaknya untuk segera pulang. 

Lalu mereka melangkahkan kaki untuk segera pulang, namun ada satu anak ayam yang merasa penasaran dan masih ingin menari bersama para kera. Akhirnya dia kembali untuk ikut menari bersama mereka.


Matahari mulai terbenam dan pesta telah usai. Para kera masuk ke rumah mereka dan anak ayam pergi untuk pulang. 

Di tengah perjalanan, anak ayam tersesat. Dia tidak tahu kemana arah jalan pulang. Dia begitu ketakutan karena hari sudah gelap dan di sana tak ada siapapun yang bisa menunjukan jalan ke kandang.


Anak ayam berteriak dan belari-lari, namun tidak ada seorang pun yang datang. Tiba-tiba di sebuah semak-semak terdengar suara desis yang begitu keras. Suara itu membuat anak ayam semakin ketakutan, namun dia tak tahu harus berbuat apa dan harus pergi kemana. Suara itu semakin mendekat, sang anak ayam hanya bisa pasrah dan menutup mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun