Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dalam Baileo [Part 5]

13 Agustus 2019   14:08 Diperbarui: 13 Agustus 2019   22:52 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Hadisiuw, Rumah Baileo

Perjalanan laut penuh eksperimen. Gelombang air terlalu besar. Ada banyak orang yang mabuk laut. Mido juga sepertinya ingin muntah. Sementara awak kabin terus menjaga perasaan penumpang dengan tetap memberikan informasi baik mengenai cuaca.

Kini mereka telah sampai di darmaga Ina Marina. Perjalanan 2 jam terasa bertarung dengan sakratul maut. Sayangnya Tuhan masih memberikan kesempatan hidup kepada kita semua.

Ibu Kota Kabupaten Maluku Selatan merupakan Kabupaten pertama dan tertua di Provinsi Maluku. Pernah Presiden Soekarno mengunjunginya pada tahun 1967.

Sisi pembangunan masih berantakan, tata ruang kota terlihat amburadul. Sudah 10 kali pergantian Bupati, Kabupaten ini masih begitu-begitu saja. Daya kritis selalu diberhangus preman pemerintah.

Susuri jalan-jalan kota untuk mencari penginapan. Terasa heran dibenak Anis. Mido dan Kepal Pemuda juga mengalami nasib serupa.

Kota Kabupaten tertua kok seperti ini ya? Bagaimana dengan di desa-desa bila kota saja berantakan seperti ini;" Mido berbicara kepada Kepala Pemuda.

"Iyo Mido, beta juga satu pemikiran sama ose. Terasa aneh sekali e," kata Anis.

"Ee.. kamong dua tidak usah repot-repot pikir itu. Katonf fokus aja dulu untuk cari Penginapan murah dan ketemu Bupati," beber Kepala Pemuda.

Di jalan Merdeka 1 kota Kabupaten mereka bertiga akhirnya menemukan penginapan murah. Dengan cepat langsung diboking. Kemudian warung terdekat dihampiri untuk menghilangkan rasa lapar dan dahaga.

Depan warung yang mereka tuju terpampang jelas sekelompok mahasiswa dengan Almamater biru sedang melakukan aksi longmarch. Kelompok mahasiswa itu menuju Kantor Bupati. Panji-panji mereka bertuliskan," Sagu Identitas Kam". "Tolak Perusahan Sawit".

Anis segera merapat masa aksi itu, dia kemudian meminta selebaran rilisnya. Dikatakan dalam rilis tersebut. Perusahan sawit telah masuk dan menghancurkan hutan sagu. Bupati memberikan ijin tersebut. Begitulah isi inti dalam selebaran rilisan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun