Mohon tunggu...
Sabri Leurima
Sabri Leurima Mohon Tunggu... Freelancer - Ciputat, Indonesia

Sering Dugem di Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tuhan di Toilet

22 Juni 2019   00:55 Diperbarui: 22 Juni 2019   01:11 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tuhan ada dimana-mana, Ustad dan pendeta mengatakannya, rakyat jelata pun demikian. Sama seperti saya, berfikir egois untuk hal yang argumentatif.

Lebih dasyat, Tuhan tidak saja berada di mimbar masjid dan gereja ataupun wihara. Toilet bisa jadi identitas keberadaan Tuhan, di tembok bahkan kerang air.

Luar biasa, mandi dan cebok harus melafadzkan ayat-ayat Tuhan. Kebersihan toilet adalah merawat eksitensi indahnya ketuhanan.

Mungkinkah? Paling tidak, iya. Iya dalam berfikir tentang Tuhan yang esa. Jangan mengacaukan naskah sosial religius, biar adil dan lestari.

Pup, pup, pup. Kotoran manusia pemberian Tuhan. Lalu  tersirami dengan se-ember air. Tidak usah hiraukan hari esok. Cukup indah karunia Tuhan.

Semoga kita terberkati. Toilet sudah menunggu lagi, untuk tetap senyap sendiri menerima wahyu Tuhan yang abadi. Dalam sunyi air di sungai tetap mengalir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun