Satu tahun manjalani aktifitas sebagai staff di bagian Pengelolaan Bahan Bakar, memberikan saya rasa keingintahuan yang lebih mengenai pengelolaan batubara. Setelah berdiskusi dengan Asisten Manajer saya saat itu, saya dimutasikan ke bagian Operasi Coal & Ash Handling sebagai Operator Coal Handling. Disinilah yang membuat mata saya terbuka semakin lebar. Bahwa bekerja di perusahaan besar yang masuk ke dalam Fortune 500 ini, bukanlah hal sembarangan. Selama 2 tahun saya mengalami banyak pengalaman berharga. Pengalaman meengoperasikan alat berat seperti Excavator, Wheel Loader, Backhoe Loader, bahkan Bulldozer. Bahkan alat super berat (menurut versi saya) seperti Stacker/ Reclaimer dan Ship Unloader.
Berada di bagian operasi memberikan saya perasaan dan pengalaman yang luar biasa. Karena di bagian inilah saya bisa semakin banyak belajar dan mengabdikan diri untuk menerangi negeri. Layaknya tim PDKB yang harus memelihara jaringan, kami tim dari Operasi Coal Handling juga mengalami hal dan bahaya yang sama. Tidak seperti polisi yang dapat melihat penjahat di depan mata, atau layaknya seorang atlit badminton yang siap menghadapi lawannya di suatu pertandingan. Bahaya yang kami hadapi tidak terlihat, dan itulah alasannya kenapa ini menjadi berbahaya dibanding pekerjaan di bagian lain.
Saya dan rekan-rekan yang lain harus berhadapan dengan debu batubara, selama 8 jam setiap harinya dan 7 hari setiap minggunya. Ini membuat kesadaran diri saya akan pentingnya Alat Pelindung Diri semakin bertambah. Kami harus menggunakan masker, karena walau kami menggunakan masker ini, debu batubara akan tetap menyusupi sela-sela masker kami, masuk dan menggelitik hidung, sampai akhirnya akan ada sedikit masuk ke paru-paru kami. Efek langsung memang tidak ada, namun efek jangka panjang dapat terlihat.
Batubara halus (atau biasa disebut dengan Fined Coal) dihasilkan oleh pengaruh dari Highgrove Grindability Index (HGI) dari batubara. Semakin tinggi nilai HGI, maka akan mengindikasikan bahwa semakin mudah batubara itu untuk tergerus dan menjadi debu. Batubara yang dipergunakan di PLTU Labuhan Angin adalah batubara dengan jenis Low Rank Coal (LRC) dan Medium Rank Coal (MRC). Dan umumnya LRC memiliki kecendrungan untuk lebih mudah tergerus dan menghasilkan Fined Coal. Jika rekan-rekan sekalian mengira bahaya yang kami hadapi cukup sampai disana, maka kalian salah. Karena jika jumlah Fined Coal di Coal Yard sudah terlalu tinggi, selain resiko terhirup pernafasan semakin besar, maka dapat menyebabkan bahaya yang lebih tinggi. Bahaya itu adalah Self Combustion.
Coal Combustion
Tak jarang kami juga harus menghadapi kebakaran di area Stockpile atau Coal Yard. Kebakaran ini terjadi karena peristiwa Self Combustion yaitu peristiwa batubara yang terbakar sendiri akibat dari adanya udara yang terperangkap di dalam bulk/ timbunan batubara.
Seperti dijelaskan dalam salah satu asas kesetimbangan reaksi dari Henry-Louis Le Chatelier: “Ketika sistem kesetimbangan dilkukan perubahan karena konsentrasi, suhu, volume atau tekanan, maka sistem akan menyesuaikan diri sedemikian rupa meniadakan pengaruh perubahan dan akan menghasilkan kesetimbangan baru”. Jadi bisa kita simpulkan, jika luas permukaan reaksi suatu zat cukup tinggi (volume zat semakin kecil), maka hal tersebut akan mempercepat laju reaksi.
Gampangnya, kita akan lebih mudah melarutkan garam halus kedalam air daripada garam yang masih berbentuk bongkahan. Apalagi jika air yang dipakai untuk melarutkan garam tersebut adalah air panas (suhu) dan kita lakukan pengadukan (tekanan), maka proses pelarutan akan semakin cepat terjadi. Lalu bagaimana menghubungan Asas Le Chatelier tersebut terhadap terjadinya Self Combustion?
Layaknya syarat terbentuknya api melalui Segitiga Api, faktor yang mempengaruhi ialah Panas, Bahan Bakar dan ketersediaan Oksigen. Batubara sendiri adalah bahan bakar, dan jika terkena panas dari matahari, ia akan menyimpan panas tersebut. Sehingga yang dibutuhkan hanyalah oksigen, dan itu dengan mudah tersedia dari lingkungan sekitar melalui angin dan udara yang terperangkap di dalam tumpukan batubara. Kemungkinan terjadinya Self Combustion akan semakin besar jika semakin banyak Fined Coal karena efek dari tingginya nilai HGI pada batubara.