Bila saja aku masih tertelungkup dalam kefanaan, aku mengalah pada takdir
Suara suara itu membuat kupingku semakin sakit, membisikan hal hal yang melemahkan naluri
Diatas kepala mahkota intuisi seolah dihancurkan, oleh pesan pesan ketidakmungkinan
Aku hanya memandang langit, sedari tadi sore sudah berganti malam lalu dinihari semakin menepi
Seberkas tanya menghampiri ku, mampuhkah ?
***
Sisa sisa daya di terbitkan di dinding marwah diriku, segala upaya telah ku lakukanÂ
Tetesan keringat sudah hampir kering, kerontang sudah air mata di pelipis ini
Kaki yang semakin bergontai untuk berderap, mata yang semakin sayu untuk menatap
Raga yang ditepis halusinasi, sudah semakin membungkuk tertelungkup
***