Dising mendesing jerit sang bayi di pelipis mata hati , ku melihat seribu anak terotoar terkoyak koyak kedinginan, Kala hujan jatuh deras di pelataran
Bila awan sudah menggumpal, pertanda rumah mereka tak lagi ada, di trotoar dan kolong kolong jembatan
deretan kardus basah tersapu air, dan karung karung tempat menyembunyikan pakaian ikut basah Bersama rumpun jalanan
**
Kita selalu bersenandung mesra kala hujan tiba, namun selalu lupa ada sekumpulan orang yang kebingungan mencari tempat bersandar untuk sekedar meluapkan mimpi malam dari kebisingan
Mak malam ini kita tidur dimana ? jeritan sang anak jalan bertanya pada ibunya
Sudut matanya terlihat berbinar, menyaksikan langit tak bersahabat dibenaknya
Bingung dan sayu dimata nya terlontar suara suara tunggang langgang berlarian
Tak ada lagi sinar keromantisan, di pelataran para kaum yang termarjinalkan
***
Sore itu menunggu senja tiba