Alasan penalaran deduktif menyangkut premis (dari premis general samapi premis particular). Sebuah kesimpulan secara deduktif berlaku jika and only if there is no possible situations in which all the premises are true and the conclusion false. Namun harus diingat, bahwa premis false sangat memungkinkan kepada kesimpulan yang salah. Penalaran deduktif dikembangkan oleh Aristoteles, Thales, Pythagoras dan filsuf Yunani lainnya dari periode klasik.
Inti penalaran deduktif adalah silogisme (istilah populer logika), di mana satu proposisi (kesimpulan) disimpulkan dari dua lainnya (premis), yang masing_masing memiliki satu istilah yang sama dengan kesimpulan. sebagai contoh :
Mojor premise: All humans are mortal
Minor premise: Jokowi is human
Conclusion : Jokowi is mortal
Contoh deduksi;
semua apel adalah buah
semua buah tumbuh di pohon
oleh karena itu semua apel tumbuh di pohon.
Seseorang mungkin menolak premis awal, dan karena itu menolak kesimpulan tersebut.Â
Tapi siapapun yang menerima tempat itu harus menerima kesimpulannya. saat ini, beberapa akademisi mengklaim bahwa sistem Aristoteles hanya memiliki sedikit nilai historis, dibuat usang oleh munculnya Logika Predikat dan Propositional Logic (hal ini, Insyallah penulis akan jelaskan dibagian lain).Â