Mohon tunggu...
Abi Ma'ruf Alkatirie
Abi Ma'ruf Alkatirie Mohon Tunggu... -

Bismillah, inilah caraku bersuara. Allah ma'ana!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

La Tahzan, Palestina!

24 Juni 2014   00:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:27 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Alhamdulillahirobbil’alamiiiinnn”, saya berteriak begitu Joko Widodo menyatakan dengan tegas akan mendukung kemerdekaan bangsa Palestina dan mendukung Palestina jadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai sikap politik luar negeri.

Palestina sudah terlalu lama berada dalam derita. Desingan peluru tentara zionis Israel, bunyi ledakan bom menggelegar, dan penangkapan serta pembunuhan terhadap pemuda-pemuda muslim yang gagah berani melakukan perlawanan, menjadi santapan sehari-hari. Bayangkan bila kita berada pada posisi mereka? Na’udzubillah, Yaa Allah jauhkanlah kami dari keadaan yang demikian.

[caption id="attachment_344391" align="aligncenter" width="625" caption="Aparat zionis tembaki pemuda Palestina (samudra-spanyol.blogspot.com)"][/caption]

Para zionis itu bersenjata lengkap, menyerbu dengan membabi buta. Mesjid Al Aqsha tak luput menjadi sasaran serbuan mereka. Tak jarang juga saudara-saudara muslim kita di sana mengalami pelarangan untuk menunaikan sholat. Semoga laknat Allah ditimpakan kepada mereka yang zhalim!

Lalu apa yang bisa kita lakukan dari sini? Saya mendoakan saudara-saudara kita di Palestina setiap saya sholat:


"Yaa Allah, lindungilah saudara-saudara hamba umat muslim Palestina dari kebengisan zionis Israel, selamatkan mereka Yaa Allah, bebaskan mereka Yaa Allah, bahagiakanlah hidup mereka di dunia dan akhirat".

Begitu do’a saya. Teriris bathin saya tiap mendengar berita tentang saudara-saudara umat muslim Palestina yang di-zhalimi oleh zionis.

[caption id="attachment_344393" align="aligncenter" width="365" caption="tentara zionis Israel serbu Mesjid Al Aqsha (indonesian.irib.ir)"]

14035201332120798947
14035201332120798947
[/caption]

Saya hanya bisa berdo’a karena siapalah saya ini? Saya hanya warga negara biasa yang tak punya kewenangan apapun. Sebelumnya saya selalu berharap agar pemerintah kita memberikan bantuan semaksimal mungkin kepada umat muslim Palestina. Namun hanya kekecewaan demi kekecewaan yang saya dapatkan.

Kekecewaan saya tentu saja saya arahkan lebih kepada partai-partai politik yang mengaku ber-ideologikan Islam. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tadinya saya harap bisa jadi ujung tombak untuk memperjuangkan nasib bangsa Palestina malah terlibat berbagai kasus yang justru membuat malu. Seluruh rakyat Indonesia tahu soal korupsi sapi yang melibatkan Presiden PKS waktu itu (Luthfi Hasan Ishaaq). Dia divonis 16 tahun penjara. Belum lagi kasus beberapa waktu silam tentang anggota DPR, juga dari PKS, tertangkap kamera sedang melihat video porno di gadgetnya saat mengikuti sidang. Pemimpin dan anggota DPR dari partai dengan ideologi Islam tapi malah perilakunya jauh dari ajaran Islam. Astaghfirullahaladziim.

Partai bernafaskan Islam lain, PPP, sama saja. Diberikan amanah untuk mengurusi ummat dalam beribadah haji tapi belakangan Ketua Umumnya (Suryadharma Ali) ditetapkan sebagai tersangka korupsi dana penyelenggaraan ibadah haji. Ini ada apa dengan tokoh-tokoh Islam kita? Memprihatinkan sekali.

Kondisi tokoh-tokoh Islam kita yang memprihatinkan itu kemudian diperburuk dengan keputusan mereka mendukung Prabowo Subianto yang notabene berada dalam lingkungan Nasrani. Ibunya Nasrani, kakaknya Nasrani, adiknya juga Nasrani. Bahkan kemarin-kemarin ini saya melihat ada video Hashim Djojohadikusumo, adik dari Prabowo Subianto, berbicara di depan pengusaha amerika yang lekat dengan yahudi dan meyakinkan mereka bahwa Prabowo sangat pro amerika serta akan mengenyahkan PKS dari koalisinya.

Setelah saya meilhat video itu, saya coba mencari tahu dan hasilnya ternyata ada 4 partai bernafaskan Islam berada di koalisinya Prabowo yaitu PKS, PPP, PAN, dan PBB. Menyedihkan sekali mereka menyerang dan mempertanyakan ke-Islaman Joko Widodo padahal mereka justru lebih dekat dengan kaum kafir. Mestinya mereka berpikir untuk memperjuangkan kepentingan ummat dan bukan hanya memikirkan kepentingan politik semata. Apalagi ternyata hubungan Joko Widodo dan Palestina sudah terbina sejak lama, jauh sebelum beliau menjadi calon presiden tepatnya saat menjadi Walikota Solo. Joko Widodo pernah mengundang Tim Nasional sepakbola Palestina untuk melakukan pertandingan persahabatan.

[caption id="attachment_344390" align="aligncenter" width="565" caption="Dubes Palestina dan Jokowi (tribunnews.com)"]

1403519380122595638
1403519380122595638
[/caption]

Lalu kenapa partai-partai Islam justru merapat ke calon presiden yang tidak jelas komitmennya dalam memperjuangkan ummat? ?

Sebenarnya saya ini bukan pengamat atau penggila politik. Saya juga bukan anggota partai politik walaupun saya sempat menjadi simpatisan PKS. Awalnya saya yakini PKS benar-benar akan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar, tetapi makin hari ternyata sikap politik petinggi PKS makin liar dan tidak ada bedanya dengan partai politik lain. Sejak itu saya putuskan untuk tidak lagi menjadi simpatisan PKS.

Saya tidak mendukung siapapun dalam pemilu presiden kali ini. Namun, setelah saya menonton debat presiden semalam, saya senang sekali dengan sikap Joko Widodo yang mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Sebuah sikap berani yang tidak pernah saya lihat dari pemimpin-pemimpin kita, setidaknya sepanjang 10 tahun Presiden SBY memimpin Indonesia. Padahal, PKS dan PPP yang sama-sama menjadi wadah aspirasi umat Islam adalah bagian dari koalisi SBY.

Harapan saya untuk melihat saudara-saudara saya, muslim Palestina, terbebas dari belenggu zionis Israel menjadi tumbuh kembali. Semoga Joko Widodo terpilih menjadi presiden sehingga beliau bisa membuktikan sikap politik luar negerinya terhadap bangsa Palestina.

Kepada saudara-saudaraku muslim Palestina, tetaplah kuat dan selalu ingat : La Tahzan, Innallaha Ma’ana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun