Mohon tunggu...
Musang Sama
Musang Sama Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ketika suara kebenaran telah diamputasi lidahnya, maka dendam akan selalu menganak-pinak

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku

27 April 2013   00:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:32 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku adalah puisi yang tak pernah usai dituliskan
Bagai embun pagi yang menetes menyakitkan
daun yang hijau, yang menggandeng erat pada dahan yang kokoh
seolah menolak kesejukanku.

Aku adalah lembaran kertas putih yang ternoda
aku adalah kegetiran yang terus melanda
tanpa hadirMu tak sanggup ku mendekapNya
yang penuh kasih...
yang penuh cinta....

Namun....
kehadiranMu kini menjadi erat
kau memelukku..
dengan mesra kau mencium ku
aku merasakannya....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun