Aku adalah puisi yang tak pernah usai dituliskan
Bagai embun pagi yang menetes menyakitkan
daun yang hijau, yang menggandeng erat pada dahan yang kokoh
seolah menolak kesejukanku.
Aku adalah lembaran kertas putih yang ternoda
aku adalah kegetiran yang terus melanda
tanpa hadirMu tak sanggup ku mendekapNya
yang penuh kasih...
yang penuh cinta....
Namun....
kehadiranMu kini menjadi erat
kau memelukku..
dengan mesra kau mencium ku
aku merasakannya....
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!