Mohon tunggu...
Abdy Jaya Marpaung
Abdy Jaya Marpaung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lihat, dengar, nulis

laki-laki yang senang berbagi cerita lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Buah Bersedekah

22 April 2011   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:32 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Uh... letihnya. Tapi syukurlah sampai juga dengan selamat di sebuah rumah yang telah memberikan harapan besar buatku. Mungkin beberapa bulan lagi rumah ini sudah tak akan kulihat lagi, berganti dengan gedung apartemen yang dibangun salah satu pengusaha hotel berbintang di kota bika ambon ini.

Aku menyerahkan sebuah buku tabungan dan slip setoran sembari menunjukkan jumlah uang yang tercetak didalamnya kepada si pemilik rumah. Hasil penjualan rumah dan tanah mereka kini sudah berada di bank tempat aku bekerja. Jumlah yang sangat besar dan telah memenuhi separuh ekspektasi dari targetku. InsyaAllah...

Perubahan nasib akan terjadi. Si Ibu pemilik kini menjadi OKB (Orang Kaya Baru), jumlah uang miliaran hasil penjualan tanah dan rumahnya yang bersebelahan dengan jalan tol akan ia gunakan untuk membeli rumah, tanah dan berangkat ke tanah suci. Anak-anaknya mungkin akan memiliki sepeda motor baru atau membuka usaha. Si ibu juga berencana membangun rumah kos-kosan. Aku terus asyik mendengarkan rencana-rencana si ibu kedepan sambil sesekali mengangguk-angguk kagum.

Ibu itu juga bercerita tentang pengalaman ruhani yang ia dapatkan ketika menggunakan sedikit uang hasil penjualan tanah dan rumahnya untuk membeli barang kebutuhan rumah tangga dan pakaian baru untuk ibunya yang tinggal bersamanya.

Saat berbelanja bersama anaknya, ia hanya membawa uang tunai 10 juta rupiah. Sepulang berbelanja, mereka menghitung uang yang telah mereka habiskan bersama barang-barang yang dibeli. Total barang yang dibeli seharga 3 juta rupiah. Anehnya, uang yang tersisa di tas si ibu ada 8 juta rupiah.

Si ibu dan anak-anaknya heran. Mengapa ada kelebihan 1 juta rupiah. Mereka kembali menghitung uang tersebut dan mengikatnya dengan karet, mungkin saja hitungan pertama ada kekeliruan. Namun, hingga tiga kali mereka menghitung ulang. Jumlah uang memang 8 juta rupiah.

"Terserah jack mau percaya atau nggak, ini benar-benar ibu alami kemarin. Sebelum pergi ibu udah hitung dengan anak-anak, uang yang ibu bawa itu 10 juta rupiah. Tapi setelah berbelanja hingga 3 juta, kok uang masih tersisa 8 juta."


Tentu ada sebab kenapa terjadi hal seperti itu. Yang saya tahu, si ibu, suami dan anak-anaknya adalah orang-orang yang gemar memberi. Si bapak yang dikenal pasaran suka sekali menolong orang baik yang dikenal maupun tidak. Begitu juga si ibu tidak diragukan lagi sikap dermawannya.

Barangkali itu semua adalah buah dari kerendahan hati dan gemarnya mereka memberi atau bersedekah pada orang lain sehingga Allah mengganjarnya dengan rezeki yang datangnya tak disangka-sangka.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun