Cari muka adalah istilah yang sangat dikenal dalam dunia kerja. Biasanya melekat pada orang-orang yang sering manis kepada atasan atau yang ditokohkan demi mendapatkan kedudukan, jabatan dan pujian.
Sifat-sifat yang menonjol dari sang pencari muka ini adalah takut kehilangan pamor, jabatan, tidak mau berbagi pengalaman dan pengetahuan, apalagi saingan.
Sangking sibuknya mencari muka kepada sesama mahluk Tuhan (manusia), sampai-sampai sang pencari muka lupa bagimana cara cari muka kepada Allah.
Wahai para pencari muka, cape tau cari muka pada manusia. Bayangkan saja, sepuluh pekerjaan baik anda, kelak tak sebanding dengan satu kesalahan yang anda perbuat dan itu pun anda harus siap dipersalahkan.
Lain halnya dengan cari muka kepada Allah. Seribu kesalahan anda bisa lenyap seketika dengan satu perkara baik anda karena rahmat-Nya.
Sebagai contoh, siapa yang tidak mengenal sosok Abu Lahab. Dalam sejarah Islam. Abu Lahab merupakan orang yang paling membenci dengan kehadiran ajaran kemanusiaan yang dibawa oleh baginda Rasulullah SAW.
Karena bencinya dan rasa takut kehilangan muka dihadapan manusia, Abu Lahab beberapa kali merencanakan pembunuhan terhadap Nabi Allah yang tidak lain adalah keponakannya sendiri.
Kisah Abu Lahab ini diabadikan dalam al-Qur'an yakni Surat Al Lahab. "Celakalah kedua tangan Abu Lahab, dan binasalah ia. Tidak bisa mencukupinya harta maupun apa yang diusahakan olehnya. Kelak dia akan masuk ke dalam neraka yang menyala-nyala. Demikian juga istrinya sang membawa kayu bakar.”......
(Q.S. Al Lahab:1-4)
Meski demikian, Abu Lahab dapat keringanan siksa oleh Allah tiap malam Senin karena bergembira dan senang sewaktu mendengar kelahiran Nabi Muhammad. Ia langsung memerdekakan hamba sahayanya (budak). Kisah lengkapnya lihat dalam Shahih Bukhari Muslim dalam kitab Bidayah wan Nihayah yang ditulis Ibnu Katsir.
Jika satu saja perbuatan baik Abu Lahab mendapatkan remisi tiap satu hari, bagimana dengan mereka yang selalu berbuat baik? Silahkan cari tau sendiri yang pasti tidak ada yang terlewatkan. Banyak kisah dimana Allah selalu mencatat perbuatan baik manusia melalui para malaikatnya. Allah telah menegaskan lewat firmannya dalam surat al-Zalzalah.
"Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."...
(Q.S. al-Zalzalah: 7-8)