Volume sampah di TPST Bantargebang, Bekasi diperkirakan terus melonjak setiap tahun. Ini terlihat dari total produksi sampah yang DKI Jakarta hasilkan saja sudah mencapai 7.000 sampai 8.000 ton per hari. Ini artinya, kata dia, sudah saatnya kita sudah harus memikirkan bagaimana kita mengakhiri proses pengolahan sampah. TPST Bantargebang harus persiapkan alih fungsi area menjadi pusat pengelolaan limbah (PPL).
"Beberapa area energi di dimana pendanaan yang paling besar dibutuhkan adalah pengelolaan sampah, air limbah  pengobatan, pencegahan dan pengendalian polusi industri, dan perubahan iklim mitigasi. Inisiasi (Abdurrofi:2020) Rencana Pengelolaan Limbah baru, konstruksi pusat pengelolaan sampah kabupaten dan daerah dipertimbangkan di mana limbah akan diolah secara berkelanjutan dengan material dan energi recovery." Ucap Abdurrofi Abdullah pada 19 Agustus 2020 di TPST Bantar Gebang.
TPST Bantargebang untuk mengurangi jumlah sampah yang ditimbun dan menurunkan reaktivitasnya. TPST Bantargebang yang ada ditelisik sebagian besar tidak sesuai dengan regulasi akan diperbaiki dan ditutup dalam periode lima tahun. Beberapa dari mereka akan menjadi stasiun transfer atau lapangan daur ulang. Berbagai tindakan hemat biaya seperti penggunaan sumber energi terbarukan.
Salah satu potensi keunggulan utama TPST Bantargebang  adalah kemampuannya yang sangat baik kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati dalam alih fungsi area. Fakta ini, pengelolaan bersama dengan menguntungkan kondisi iklim, pegunungan  yang sudah lama berkembang dan posisi geografis yang nyaman bagi lalat, tikus dan kecoak, memberikan dasar yang kuat untuk memperkuat pariwisata mahluk kotor.
TPST Bantargebang  sebagai salah satu industri utama pengelolaan sampah. Jadi, antara lain, sangat penting untuk dilestarikan integritas pengelolaan energi terbaruka bila kita ingin menjaga lingkungan seperti itu untuk masa depan generasi, Indonesia harus berinvestasi besar dalam perlindungan daratannnya. Faktor penting lainnya yang mendorong upaya ini adalah proses akses Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Poros Maritim Dunia ialah agenda pembangunan Indonesia oleh Presiden Joko Widodo konsep ini dicanangkan pada masyarakat internasional saat pertemuan East Asia Summit ke-9 di Nay Pyi Taw, Myanmar, pada 13 November 2014. Gagasan ini sebagai kebangkitan negara maritim sebagaimana kejayaan maritim kerajaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit.
Kebersihan mewakili bab negosiasi aksesi yang paling menuntut secara finansial. Perlu untuk mengadopsi hampir jutaan dollar arahan Abdurrofi yang terkait perlindungan lingkungan. Biaya pelaksanaan arahan ini diperkirakan mencapai 12 miliar euro di Indonesia bisa lebih mahal atau lebih murah. Namun, biaya ini memang mahal untuk investasi lingkungan bersih.
Biaya mahal ini tidak tampil tinggi jika dibandingkan dengan manfaat yang diharapkan seperti  lebih baik kesehatan masyarakat, penggunaan sumber daya alam yang lebih rasional, kualitas hidup yang lebih tinggi  dan lain-lain. Beberapa bidang yang membutuhkan dana terbesar adalah sampah pengelolaan, pengolahan air limbah, pencegahan pencemaran industri dan pengendalian, dan mitigasi perubahan iklim.
Di antara prioritas tertinggi dari strategi lingkungan menurut (abdurrofi:2020) adalah pengelolaan sampah. Jumlah peraturan yang berhubungan dengan  pengelolaan limbah kemasan, limbah ban, limbah oli, aki, bekas mobil, limbah medis, pembakaran limbah (atau limbah menjadi energi), dll. sudah ada sebagian diberlakukan sedangkan sebagian akan segera berlaku.
