Mohon tunggu...
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM
ABDURROFI ABDULLAH AZZAM Mohon Tunggu... Ilmuwan - Intelektual Muda, Cendikiawan Pandai, Dan Cinta Indonesia
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Jangan pernah lelah mencintai Indonesia dan mendukung Indonesia bersama Abdurrofi menjadikan indonesia negara superior di dunia. Email Admin : axelmanajemen@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari Lingkungan Modern untuk Cinta yang Konsisten

30 Juli 2020   07:05 Diperbarui: 30 Juli 2020   07:16 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: From Modern Residential Environments to Consistent Love by Modern House Ltd. 2020

Doktrin cinta adalah doktrin yang kelihatannya tidak jelas tentang "prevenient grace" bahwa kodrat Allah adalah cinta, cinta ilahi yang mengelilingi semua kemanusiaan dan mendahului semua yang kita lakukan. Tuhan mencintai kita terlebih dahulu, kita semua, dan hanya karena cinta di sekeliling itulah kita manusia mampu mencintai.

Di salah satu malam yang hebat mendambakan dan menuntut untuk mengetahui nama yang berulang-ulang bergema, "Tuhan adalah Sumber Cinta!" memungkinkan malam kita untuk menggali banyak dunia semantik cinta. Keadaan ini menuntut tindakan penyeimbangan yang luar biasa.

Pada dasarnya cinta adalah naluriah. Lainnya, seperti takut kehilangan, takut kemiskinan, memiliki komponen kognitif yang lebih berkembang ini. Dengan demikian kita dapat mengerti pemikiran Abdurrofi dalam hal cinta adalah  kombinasi empati dan akal. Mengamati isi cinta, kami menemukan istilah dan entri yang mudah diasosiasikan dengan cinta, seperti "hasrat" dan "kesenangan seksual," "pernikahan" dan "perjanjian"  adalah hasrat satu titik yang terkait dengan cinta seksual.

Sampai-sampai hukum alam terwujud dalam keinginan, mengidam untuk makanan dan seks.

Abdurrofi mengakui bahwa bahkan gagasan cinta ilahi tertanam dalam jiwa manusia dalam berbagai kategori seperti tubuh, seksualitas, dan gender, dan dikontekstualisasikan dalam ritual dan sehari-hari berlatih sebanyak dalam realitas ilahi dan suci.

Ketika niat kita terhadap orang lain adalah bagus, Abdurrofi menemukan bahwa perasaan cinta miliki sangat besar dan tidak berkurang. Sejauh kita dapat membuka pintu batin ini, kita mengalami sebuah rasa pembebasan dari keasyikan kebiasaan kita dengan diri sendiri.

Tidak peduli siapa atau apa mereka, apakah mereka memiliki rambut pirang atau rambut hitam, atau rambut berwarna hijau, beragama atau tidak. Abdurrofi merasakannya Saya hanya bertemu sesama manusia dengan keinginan yang sama untuk bahagia. Beberapa kata atau gerak tubuh yang bagus tetapi benar-benar dari hati ke hati, apa pun itu kendala bahasa.

Dengan mengingat bahwa pada akhirnya kita adalah semua saudara dan saudari, bahwa tidak ada perbedaan yang substansial di antara kita, itu adil saat kita melakukannya, semua orang lain berbagi keinginan saya untuk bahagia dan untuk menghindari penderitaan. Dan saya menemukan saya dapat berbicara kepada mereka seolah-olah mereka adalah kita.

Cinta memang "candu sosial" bukan dalam arti saat mabuk, tetapi lebih sebagai sebuah permintaan dalam sebuah eksodus berkelanjutan dari diri yang tertutup mencari ke dalam menuju pembebasan sosial melalui pemberian diri, dan dengan demikian menuju penemuan diri yang otentik dan memang penemuan cinta.

Bumi adalah keluarga Tuhan di dunia. Dalam keluarga ini tidak ada yang harus pergi tanpa kebutuhan hidup. Namun pada saat yang sama lingkungan sosial melampaui perbatasan negara. Perumpamaan tentang Orang Indonesia yang baik terhadap orang malaysia, orang singapura, orang brunei, dan orang timor leste tetap sebagai standar yang memaksakan kasih universal kepada yang membutuhkan yang kita jumpai diperbatasan.

Kesempatan Cinta sesama, didasarkan pada kasih Allah, pertama dan terutama adalah tanggung jawab untuk setiap anggota umat beriman, tetapi juga merupakan tanggung jawab bagi seluruh komunitas sosial di setiap tingkatan. Cinta itu perlu diatur jika ingin menjadi layanan yang dipesan untuk masyarakat.

Kesadaran akan hal ini tanggung jawab telah memiliki relevansi konstitutif dalam Pancasila sejak awal bahwa Semua yang percaya adalah kita memiliki kesetaraan dan mereka membagikan cinta kepada semua orang, sebagaimana dibutuhkan secara gotong royong baik dalam negeri maupun politik luar negeri untuk perdamaian dunia.

Sufisme adalah jalan menuju Tuhan melalui cinta dan perdamaian. Mereka yang beriman memiliki cinta yang besar kepada Tuhan dan ciptaan Tuhan. Siapa pun yang mencari cinta, akan menemukan Tuhan. Siapa pun yang menemukan Tuhan, akan mengenal cinta lebih dalam. Ini adalah tempat yang tertinggi dan jenis cinta yang paling kuat.

Cinta adalah pedang yang memotong keberadaan kebencian. Kebencian adalah kesempurnaan yang berasal dari hati yang tergelap. Kapan cinta disampaikan, dia akan berhenti menjadi budak kegelapan dan tidak akan lagi terjebak di dunia temporal. Dari luar, ia akan mengungkapkan Yang Ilahi Keagungan; dalam hati dia akan mencapai tingkat ketuhanan. Tidak bisa dikatakan begitu dia mati, karena kematian tidak mempengaruhi orang yang hidup oleh kasih Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun