Kejujuran menurut (abdurrofi :2020) merupakan sifat utama dan kunci sultan (pemimpin) dalam berbangsa dan bernegara karena kejujuran sebagai dasar dan sumber utama legitimasi publik. Sedangkan kebohongan adalah sebuah kata yang indah didengar, tetapi tidak seindah dalam keseharian bernegara. Tidak pula berlebihan, bila ada seseorang yang menyoroti “Kejujuran" Sultan semakin langka dan terkubur, bahkan tidak lagi menarik bagi kebanyakan orang. Semua pemegang otoritas paham akan maknanya, tetapi begitu mudah mengabaikannya dalam berbangsa dan bernegara.
“Maaf saya sering menyandingkan kata jujur dengan kata sultan (pemimpin), karena Kepala Pemerintah Pusat dan Daerah lebih sering berbohong, lebih sering tidak menepati janji dan lebih sering mengecewakan” Ucap kang rofi pada hari rabu 17 Juni 2020 jam 10.00 WIB
Kejujuran seseorang sultan sebagai sebuah proses konsolidasi sosial dalam integrasi dan sinergi kepentingan nasional baik sosial, budaya, keamanan, pertahanan, kemanusiaan, dan perekonomian. Kejujuran seseorang sultan menempatkan pada kemuliaan sedangkan kebohongan Kepala Pemerintah Pusat dan Daerah hanya menempatkan pada penghinaan di masyarakat.
“Jika saya harus memilih antara menjadi sultan(pemimpin) yang jujur atau menjadi calon pejabat bohong. Maka saya akan memilih menjadi sultan (pemimpin) yang jujur daripada harus seseorang yang berdusta disana-sini untuk menggapai jabatan yang penuh tanggungjawab.” Ucap kang rofi
Kang Rofi menilai kejujuran dalam aspek estetik dalam melaksanakan kekuasaan. Menurut (abdurrofi:2020) Kejujuran dari aspek estetik adalah perhiasaan seseorang sultan (pemimpin) dalam marwah yang membawa kebijaksanaan dalam membuat kebijakan. Menariknya, kejujuran dari aspek estetik meningkatkan ketaatan masyarakat pada perintah negara, membangun kepastian, dan mengurangi fitnah perpecahan secara vertikal.
“Jujur tidaklah dimulai dari sebuah janji, sebagaimana asumsi sementara orang, jujur sebuah nilai abstrak, sumbernya hati, bukan pada omongannya. Jadi “ketidakjujuran” adalah sebuah nilai topeng dimulai dari suara hati, Pemilik makrokosmos dan jagat raya ini(Tuhan) akan membuka ketidaktulusan melalui cara pembohong bertindak” Ucap Abdurrofi menyampaikan pentingnya kejujuran bernegara
Banyak berpendapat gagasan Abdurrofi dalam setiap kesempatan termasuk katagori manusia yang menganggap bahwa kesultanan ataupun jabatan, harta ataupun aset,dan kualitas hidup tidak akan sempurna tanpa kejujuran. Semua hal dimiliki oleh Abdurrofi adalah alat untuk meraih cinta Tuhan Yang Maha Penyayang. Kang Rofi mengajak untuk bersikap jujur juga saat berhadapan dengan rakyat dan Tuhan yang menciptakan rakyat.
“Kejujuran teramat penting ketika kita berhadapan dengan Tuhan, Penolakan Allah terhadap semua kebohongan kita kareana Dia adalah Maha Mengetahui. Jangan sampai kita memiliki hubungan dengan Tuhan dalam ketidakjujuran” Ucap Abdurrofi
Kondisi ketertarikan dan menyoroti "kejujuran" sultan oleh Abdurrofi agar para pejabat dan pemimpin menjadi baper, Menurut kang rofi "baper" kepanjangan dari "bawa perbaikan". Kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia masih perlu banyak perbaikan agar Indonesia layak memegang gelar kesultan modern abad 21, kesultanan yang menguasai dunia bukan dengan perang tapi dengan keteladanan.