Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menimbang Strategi Prokes dan PJJ Mencegah Penyebaran Covid-19?

28 Januari 2021   11:32 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:02 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintah Sudah Rumuskan Protokol Kesehatan Pesantren. (Sumber foto : Ayosemarang.com/Adib Auliawan Herlambang)

Kementerian Agama (Kemenag) sudah merumuskan protokol kesehatan (prokes) di pesantren sedangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sudah merumuskan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di sekolah dan kampus se-Indonesia. 

Ini menimbulkan dualisme strategi pencegahan covid-19 di pendidikan Indonesia. Manakah strategi yang tepat merumuskan prokes dan merumuskan PJJ di pendidikan se-Indonesia?

Mendikbud Nadiem Makarim akui pelaksanaan PJJ timbulkan dampak negatif sehingga ini tidak tepat. Namun ia belum memberikan solusi sekolah dan kampus dengan protokol kesehatan pada tahun 2020.

"Saya suka pejabat tanpa pundung dan pejabat tanpa sanjung memperjuangkan kebenaran dengan tidak meniadakan prokes sesuai strategi pencegahan covid-19," Ucap Abdurrofi A Azzam pada kamis, 28 Januari 2021.

Berbeda Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Kemenag). Waryono mengatakan, hingga saat ini baru ada 8.085 pesantren yang dibuka kembali untuk pembelajaran tatap muka (PTM) sejak tahun 2020 di pendidikan se-Indonesia. 

Jumlah ini menurutnya baru sebagian dari total 28.000 pesantren yang ada di seluruh Indonesia. Banyak pesantren tradisional melaksanakan program pembelajaran tatap muka (PTM) dekat sesuai kebijakan protokol kesehatan (prokes) se-Indonesia.

"Seorang kiyai dikampung mengabdi dengan hati namun ketika beliau di istana memberikan pengaruh besar untuk pendidikan tradisional terbelakang saat ini" Ucap Abdurrofi A Azzam 

Ini karena pengaruh besar dari strategi KH Maruf Amin. Strategi Kiyai Nahdalatul Ulama ini bahwa meskipun pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional yang terbelakang saat ini harus ada sarana dan prasaran memadai untuk mencegah penularan Covid-19.

Nadim Makarim belum mengikuti jejak strategi wakil presiden KH Maruf Amin yang visioner untuk mencegah Covid-19 dan dampak negatif dar Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada tahun 2020.

"Jika Menteri belum mengikuti strategi, doakan dalam sujud kepada ilahi semoga beliau mengerti, bukan dengan caci maki apalagi kerumunan dengan umpatan kasar. Menganggap saudaramu sebangsa yang berkuasa hina dengan prasangka belaka," Ucap Abdurrofi A Azzam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun