Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bagaimana Peta Politik Risma dan Anies Bertarung di Pilgub DKI Jakarta 2022?

26 Januari 2021   16:49 Diperbarui: 26 Januari 2021   17:00 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ambisi risma di Pilgub DKI Jakarta. Sumber gambar :   Aiman kompas Tv (secreenshoot)

Anies Baswedan harus kalah agar ia tidak menjadi Gubernur DKI Jakarta dua periode dalam pertarungan politik. Begitulah kira-kira lawan politik dari Tim Sukses Risma menjegal Anies Baswedan. Padahal adagium itu lumrah dikenal dalam ambisi dunia politik.

Kalah menang dalam politik itu biasa karena tidak ada kemenangan atau kekalahan yang abadi. Upaya melakukan penurunan elektabilitas Anies Baswedan harus masif dilakukan oleh lawan politiknya.

Disisi lain, Panggung diberikan lebih luas kepada lawan politik Anies Baswedan. Dikutip dari CNN Indonesia Peneliti Senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi bakal banyak tokoh politik banyak bermunculan 'mencari panggung' demi meraih simpati seperti Tri Rismaharini.

"Iya pasti, kalau normalnya harusnya tahun ini mulai ramai ya apalagi kalau orang Jawa maju calon Gubernur Jakarta seperti Jokowi. Namun, karena Jokowi pernah heboh mempersoalkan perbedaan pulang kampung dan mudik. Pergerakan perantau Jawa terjadi ke daerah asalnya." Ucap Abdurrofi Abdullah 26 Januari 2021

Abdurrofi berpendapat pergerakan orang-orang Jawa dari Jakarta ke asalnya Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa menjadi masalah kesehatan dan politik. COVID-19 bisa ikut terbawa perantau yang pulang ke kampung halamannya dan pendukung Risma bisa hilang dari kalangan perantau Jawa.

Pemilik warteg dan usaha dari perantau Jawa menjadi salah satu pekerjaan yang terdampak oleh wabah virus korona. Rata-rata omzet harian para pedagang tersebut turun lebih dari 80 persen. Salah satunya Mas Bambang, pemilik warteg asal tegal . 

Dia mengaku penjualannya menurun dalam sejak awal pertengahan tahun 2020. Perantau kedatangan ke pasar juga semakin berkurang sejak diberlakukannya imbauan berdiam diri di rumah dan permintaan berkurang. 

Mas Bambang mengatakan, pengunjung yang membeli ke rumah makannya sudah berkurang hingga ia kembali ke desa menjadi petani. Uang ia bawa untuk membeli sawah dan kebun serta alat pertanian dan perkebunan di kampung halamannya.

"Uang saya dari keuntungan warteg bisa membeli sawah dan kebun  di Tegal ini. Saya yakini ini sangat menguntungkan soalnya teman saya yang sukses disini (pertanian dan perkebunan) banyak." Ucap mantan owner warteg, Bambang pada (26/01) dikutip tegalnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun